Kamis 25 May 2017 21:29 WIB

Jemaat Bisa Ditenangkan, Situasi di Jayapura Sudah Kondusif

Rep: Santi Sopia/ Red: Budi Raharjo
Aparat berjaga-jaga. (ilustrasi)
Foto: dok. Republika/Adhi Wicaksono
Aparat berjaga-jaga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kapendam Cenderawasih Kolonel Teguh membenarkan telah terjadi pemblokiran jalan dan kerusuhan massa di jalan Raya Abepura – Sentani, Padang Bulan, Jayapura, Kamis (25/5). Sekitar pukul 13.00 WIT pemalangan jalan yang disebut dilakukan oleh jemaat Gereja Sion Padang Bulan terjadi di depan Makorem 172/PWY dan di depan Kediaman Kasrem 172/PWY.

"Kerusuhan sedikit anarkistis karena adanya informasi pembakaran Alkitab oleh prajurit, beberapa kaca pecah," ujar Kolonel Teguh kepada Republika, Kamis (25/5).

Kapendam menjelaskan pada pagi hari, para prajurit TNI sedang melakukan bersih-bersih di sekitar mess yang berlokasi di dekat gereja. Prajurit turut membersihkan kardus dan kertas-kertas yang berserakan di sekitar mess.

Teguh menerangkan sampai saat ini belum diketahui apakah kertas-kertas yang dibersihkan itu merupakan Alkitab atau bukan. Tetapi berdasar isu yang berkembang, itu merupakan Alkitab, sehingga masyarakat setempat terprovokasi.

"Kalau prajurit tahu itu Alkitab nggak mungkin berani dibakar. Tadi pagi ada kegiatan pembersihan, segala macam, ada kardus-kardus, kita tidak tahu, itu kertas tidak terpakai," ujarnya.

Teguh menegaskan kondisi di sana sekarang sudah relarif kondusif. Masyarakat juga sudah diajak dialog dan diberi imbauan. Sementara itu ia juga mengklarifikasi Kapolres Jayapura yang terkena pukulan di bagian dada, tidak sampai meninggal dunia. Sementara ajudan Kapolres terluka di bagian pelipis.

"Yang bersihkan itu tidak tahu rupanya ada buku agama, tetapi belum jelas itu buku agama atau bukan, masih dugaan, masih menunggu hasil penyelidikan tim yang dibentuk Pemda, Kepolisian dan Gereja," kata dia.

Saat ini masih dilakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan tersebut. Gereja setempat juga sudah memberikam imbauan pada jemaat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement