Kamis 25 May 2017 13:15 WIB

Komisi I Minta Deteksi Dini Intelijen Ditingkatkan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Angga Indrawan
Polisi berjaga di tempat kejadian perkara ledakan bom di dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5).
Foto: @TMCPoldaMetro
Polisi berjaga di tempat kejadian perkara ledakan bom di dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari meminta aparat keamanan semakin meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini kembali terjadinya potensi teror setelah bom di Kampung Melayu pada Rabu (24/5) malam.

"Peningkatan kapasitas deteksi dan peringatan dini dari aparat intelijen ditingkatkan sekaligus kapasitas cegah tangkal dini aparat keamanan terutama di pusat keramaian warga," kata Abdul Kharis, Kamis (25/5).

Walaupun menurutnya rakyat Indonesia kini tidak bisa ditakuti dengan ancaman teror, namun kewaspadaan tetap diperlukan. Karenanya perlu diberi kesadaran bahwa teror adalah musuh bersama, maka diperlukan sinergi antar lembaga untuk menganalisa penyebab serta masukan rekomendasi kebijakan secara utuh.

"Saya akan melihat perlu tidaknya peran serta mitra Komisi I, baik BIN, TNI, dan Kemlu dalam hal dugaan adanya kaitan antara insiden di Kampung Melayu dengan kejadian di Manchester, Inggris dan Marawi, Filipina terbaru" jelas Kharis.

Terkait insiden bom di Kampung Melayu Rabu malam, Kharis menilai perbuatan teror ini merupakan aksi biadab. Sebab dengan alasan apapun, teror bom selalu menyisakan duka yang  jelas tak terelakkan bagi korban dan keluarganya. 

Ia pun mengutuk keras aksi pemboman tersebut. Bagaimanapun dan apapun motif pelaku melakukan aksi tersebut merupakan aksi penistaan terhadap kemanusiaan. Apalagi pemboman dilakukan saat ummat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement