Kamis 25 May 2017 10:04 WIB

Teror Bom Ancaman Serius Terhadap Umat Islam dan Kristen

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Lokasi ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5) malam.
Foto: Prayogi/Republika
Lokasi ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Anggota Komisi III Dewan Perwakilan DPR RI Muhammad Nasir Djamil mengutuk keras tindakan pelaku bom yang diduga sementara bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu. Selain itu,  selaku anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Nasir melihat, kejadian ini merupakan kejadian serangan teroris beruntun setelah sebelumnya terjadi serangan teroris di Manchester Arena, United Kingdom kemarin (23/5) dan serangan teroris di kota Marawi Mindanao, Filiphina (23/5) dan saat ini berstatus darurat militer.

"Ledakan bom di terminal kampung melayu merupakan ancaman teror yang nyata terhadap umat Islam yang akan menghadapi bulan suci Ramadhan dan umat Kristiani yang akan merayakan perayaan kenaikan Isa Almasih," ujar Nasir, dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (25/5)

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap, Densus 88 dapat melihat dugaan keterkaitan dengan kejadian serangan teroris yang terjadi di Inggris dan Filiphina kemarin. Sehingga, dapat terdeteksi jaringan pelaku teroris ini terhubung dengan ISIS.

Lebih lanjut Nasir mengatakan, pemasangan CCTV menjadi sangat penting untuk bisa mengetahui kejadian dan tindak kejahatan yang terjadi tiba-tiba seperti ini. "Sudah mendesak dipasang CCTV tersembunyi di tempat yang rawan terjadi kejahatan di Ibukota terutama lokasi publik, agar pelaku kejahatan mudah diidentifikasi dan bisa cepat ditangkap," kata dia.

Nasir menyampaikan duka yang mendalam atas korban ledakan bom di terminal kampung melayu yang menimpa sejumlah korban sipil dan aparat kepolisian. Oleh karena itu, penanganan korban perlu segera ditangani dan diharapkan rumah sakit dan instansi terkait yang berwenang seperti Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) segera menangani korban ledakan bom tanpa banyak pertimbangan birokratis demi kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement