REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar surat hasil musyawarah dari para kiai Nahdlatul Ulama (NU) untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur agar dilibatkan dalam pembahasan penentuan calon di Pilkada Jawa Timur 2018. Hal ini dikehendaki pada kiai NU agar NU bersatu dan kompak dalam menghadapi Pilkada Jatim.
Berkaitan hak tersebut, Dewan Pimpinan Pusat PKB menanggapi positif surat dan keinginan dari para kiai NU tersebut. Menurut Ketua DPP PKB Lukman Edy, PKB tidak mempersoalkan permintaan para kiai tersebut.
"Malah kalau ada permintaan resmi para kiai ini lebih bagus," kata Lukman saat dihubungi pada Senin (22/5).
Menurutnya, apalagi tujuan dari adanya hasil musyawarah tersebut demi kebaikan PKB untuk Tetap menjaga persatuan dan kesatuan Pilkada Jatim 2018. Karena itu, Lukman Edy memastikan keinginan tersebut akan dipertimbangkan dan diakomodir oleh PKB. Namun demikian, ia belum dapat merinci bentuk keterlibatan para kiai tersebut dalam Pilkada Jatim.
"PKB ini kan partainya kiai-kiai. Pasti diperhatikanlah. Ini akan jadi pertimbangan utama kami," kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI tersebut.
Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahussunnah Surabaya KH Miftachul Akhyar yang dikonfirmasi wartawan, Ahad, membenarkan adannya keinginan dari para kiai agar NU bersatu dan kompak menghadapi Pilkada Jatim 2018.
"Para kiai di Jatim ingin NU bersatu dalam Pilkada mendatang. Tapi lebih lanjutnya nanti ya," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Surabaya.
Pada surat yang ditujukan ke Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar dengan ditandatangani 21 kiai tersebut tertanggal 19 Mei 2017 dengan pimpinan musyawarah KH Anwar Iskandar yang juga pimpinan Pondok Pesantren Al Amien, Kediri.
Lima poin yang tertera, yakni pembelajaran dari pengalaman Pilkada serentak beberapa tahun terakhir ini diperlukan kebersamaan dan kekompakan demi kemaslahatan umat.
"Para pendiri NU bisa begitu kuat dalam menghadapi cobaan dan tantangan di masa lalu karena kekompakan dan kebersamaan itu. Selain karena ikhtiar, ilmu, dan doa sebagai senjata utama," tertulis dalam poin pertama pada surat yang fotokopinya di Surabaya.
Poin berikutnya berisi tentang tradisi para pendiri NU, kiai dan pengasuh pondok pesantren yang selalu menjadi rujukan utama pada proses pengambilan keputusan organisasi maupun politik.
Ketiga tentang keterlibatan para kiai yang disebutnya sangat penting untuk menjaga keutuhan NU, khususnya terkait dengan Pilkada Jatim mendatang. Keempat terkait Jatim sebagai tempat kelahiran NU dan basis utama 'Nahdliyin' sehingga harus memberikan contoh kepada daerah lain tentang kebersamaan, kekompakan, dan keutuhan dalam setiap perjuangan.
Poin terakhir yakni sebagai partai yang didirikan para kiai dan NU, diharapkan PKB bersedia menjelaskan rencana pencalonan Gubernur Jatim pada Pilkada 2018.