Sabtu 20 May 2017 17:58 WIB

Densus 88 Sebut Kelompok Ekstrimis Manfaatkan Umat Islam

Rep: Lida Puspanigtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Aksi Detasemen Khusus (Densus) 88 ketika menggerebek teroris (ilustrasi).
Foto: vibizdaily.com
Aksi Detasemen Khusus (Densus) 88 ketika menggerebek teroris (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi damai 411 yang digelar tahun lalu disebut-sebut dimanfaatkan oleh kelompok ektrimis. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Densus 88, Brigjen. Pol. Eddy Hartono menurut Direktur The Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Indonesia, Sidney Jones.

Brigjen. Pol. Eddy mengisi sesi diskusi tentang terorisme, ekstrimisme, dan radikalisme bersama dengan sejumlah narasumber lain dari Mesir, Austria, dan Inggris. Namun sesi diskusi dalam acara Jakarta Geopolitical Forum pada Sabtu (20/5) ini tertutup bagi media.

Sesi forum ini dimoderatori oleh Sidney. Ia menjawab pertanyaan jurnalis tentang peningkatan gerakan ekstrimis di Indonesia dalam sesi khusus setelah diskusi. Sesi untuk wartawan ini pun tidak dihadiri oleh Brigjen. Pol. Eddy.

"Masalah ini memang tidak dibicarakan secara langsung, tapi tadi pak Eddy Hartono dari Densus 88 menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi tentang ini," kata Sidney. Menurutnya, Brigjen. Pol. Eddy menjelaskan satu peristiwa saat satu kelompok ekstrim mencoba memanfaatkan demo besar 411.

"Dengan harapan bahwa mereka bisa mengarahkan ke aksi kekerasan lebih besar, tapi ini tidak terjadi," kata Sidney pada wartawan. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Kepala Editor Surat Kabar Al Ahram Mesir, Mohammed Aboelfadl yang juga mengisi sesi diskusi, mendengar Brigjen. Pol. Eddy menyampaikan bagaimana pemerintah Indonesia mengatasi gerakan-gerakan Islam radikal yang semakin kuat. Menurutnya, penguatan kelompok ekstrim memang terjadi di Indonesia.

Tak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah karena paham-paham ini diimpor dari negara-negara konflik seperti Irak dan Suriah. Sehingga Densus 88 berupaya memotong siklus ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement