REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Anggota DPR Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan beberapa pihak yang menyebutkan kesenjangan sosial di Indonesia tergolong tinggi. Dia mempercayai, kesenjangan sosial memang salah satu faktor kunci terciptanya disintegrasi.
" Solusinya kita harus menggerakkan aktivitas-aktivas perekonomian dan bisnis yang berdampak sosial, yang semua ikut merasakan dampaknya. Itulah kewirausahaan sosial," kata Budiman di Cilacap, di sela acara peresmian kembali Pasar Patimuan setelah direnovasi sejak 2015 dalam siaran pers kepada republika.co.id, Senin (15/5).
Menurut Budiman, dalam konteks pembangunan desa, BUMDes harus menjadi motor penggerak melalui pencairan Dana Desa. Dia mengatakan, untuk mendorong terwujudnya gagasan tersebut, perangkat desa juga perlu diberi insentif.
"Secara berkala, pemerintah perlu mengevaluasi kinerja perangkat desa dalam pengelolaan Dana Desa, misanya melalui survei langsung kepada masyarakatnya. Perangkat desa yang terbukti mampu mengelola dana desa dengan baik untuk menyejahterakan warganya dengan menggerakkan kewirausahaan sosial, harus diberi insentif," ujarnya.
Renovasi Pasar Patimuan yang masih berada di daerah pemilihannya, menurut Budiman, juga merupakan bagian dari upaya untuk menghidupkan kewirausahaan sosial di desa-desa.
Renovasi Pasar Patimuan yang merupakan ikon kebanggaan warga Cilacap terbilang istimewa karena dilakukan tanpa sama sekali menggunakan APBD Kabupaten Cilacap maupun Jawa Tengah, dan murni menggunakan dana yang semuanya dikelola oleh Badan Usaha Desa (BUMDes). Tak tanggung-tanggung, pascarenovasi kini luas Pasar Patimuan mencapai 10 ribu meter persegi yang saat ini dapat menampung ratusan pedagang dengan 399 jumlah los dan sekitar 100 kios siap digunakan.