Senin 15 May 2017 20:59 WIB

Ketika Pedagang Tanah Abang Kembali Tumpah ke Jalan

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sepanjang trotoar di kawasan Tanah Abang, Jakarta
Foto: Reno Esnir/Antara
Suasana pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sepanjang trotoar di kawasan Tanah Abang, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Bunyi klakson mobil dan motor terus berdengung di sepanjang jalan Jati Baru Raya sejak pagi hari. Para pengendara saling berebut jalan dengan sopir angkutan umum (angkot) serta para pedagang kaki lima dan para porter ekspedisi yang mendorong dua hingga empat karung menggunakan troli. 

Akibatnya, kemacetan mengular di sekitar kawasan Pasar Tanah Abang. Kemacetan di Jalan KH Mas Mansyur sampai jalan layang Karet depan TPU Karet Bivak juga tak bisa dihindari. Kondisi seperti ini seperti akan terus berulang menjelang bulan Suci Ramadhan.  

Kasatpol PP Jakarta Pusat, Rahmat E Lubis mengatakan sejak pagi hari pihaknya sudah mengerahkan petugas Satpol PP untuk melakukan razia gabungan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Kami mengerahkan 400 petugas Satpol PP, 150 petugas Dishub, serta 20 gabungan dari TNI dan Polri,"  ungkap Rahmat kepada Republika.co.id di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/5). 

Menurut Rahmat para petugas Satpol PP dikerahkan sejak pukul 06.00 WIB, kemudian melakukan penjagaan mulai pukul 07.00 WIB. Sementara penyisiran pedagang bergerak mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. 

"Ini kegiatan bersama, SKPD tingkat terkait dalam rangka melakukan penataan di pasar Tanah Abang jelang bulan puasa yang terjadi peningkatan pengunjung luar biasa sampai jutaan. Akibatnya ada penumpukan pengunjung, jadi dilakukan penanganan," jelasnya.

Rahmat melanjutkan,  dengan banyaknya pengunjung, maka pedagang pun akan bertambah. Selain itu, angkutan umum pun banyak yang parkir menunggu penumpang. "Banyak ojek juga, kemudian beberapa profesi pengemis pengamen ada. Jadi harus ada gabungannya. Penertiban ini akan kami lakukan sampai kawasan tertib sampai bulan puasa dan jelang lebaran," kata dia.

Menurut Rahmat, salah satu solusi yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi jumlah angkutan umum. "Salah satu evaluasinya yaitu angkot jumlahnya dikurangi. Kalau bisa dihapus angkut sama mikrolet. Harus sesuai dengan lebar jalan juga angkutan umumnya," ucapnya. 

Selain itu, sambung Rahmat, para porter ekspedisi juga menjadi salah satu sumber kemacetan. Sehingga, ada baiknya jarak antara toko grosir dan ekspedisi memiliki jarak yang lebih dekat, agar para porter tak perlu memenuhi sepanjang jalan di Kawasan Pasar Tanah Abang. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement