REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung dan Kota Cotabato, Filipina menjalin kerja sama sister city. Kerja sama itu diresmikan dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) oleh Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Cotabato Graham Nazer Guiani Dumama di Balai Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Menurut Wakil Wali Kota Cotabato Graham Nazer Guiani Dumama, Cotabato dan Bandung memiliki banyak kesamaan. Salah satunya adalah demografi penduduk yang mayoritas Muslim. Selain itu, kedua kota tersebut sama-sama menjadi kota pemuda dengan populasi mencapai hampir 60 persen
"Bedanya, Bandung lebih modern dan punya lebih banyak kesempatan untuk berkembang dibandingkan dengan kota kami," kata Graham.
Menurut Graham, kunjungan dan kerja sama ini merupakan kesempatan untuk belajar kepada Kota Bandung tentang cara mengelola kota yang moderat namun tetap memproteksi nilai-nilai budaya dan religius.
"Bandung sangat terbuka, sangat beragam, dan juga maju. Kami salut banyak orang-orang menunjukkan keislaman dengan berhijab, tidak seperti di kami," ujar Graham.
Graham mengatakan, kerja sama sister city yang dilakukan antara kedua kota ini lebih menekankan kepada kerja sama ekonomi, pendidikan, budaya, dan kepemudaan. Namun, Graham juga ingin belajar tentang konsep pembangunan untuk membuat warga bahagia. "Happines project Kota Bandung yang saya suka. Saya harap bisa menerapkan itu juga di Cotabato," katanya.
Menurut Graham, Ia ingin menempatkan Kota Bandung tidak sekadar sebagai sister city, tetapi juga sebagai mentor. "Kami akan jadikan mentor bagaimana membangun kota yang seperti Bandung," kata Graham.
Menanggapi kerja sama ini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil pun menyambut baik kerja sama tersebut. Karena itu, Kota Bandung menekankan keseimbangan antara pembangunan nilai-nilai karakter dan pembangunan fisik.
Emil juga membuat regulasi agar tidak hanya mengerjakan pembangunan fisik. Tapi juga, ingin agar warga bahagia. "Saat ini, indeks kebahagiaan warga Bandung salah satu yang tertinggi di Indonesia," kata Emil.