Ahad 14 May 2017 08:10 WIB

Melatih Otak Tahan Banting

otak manusia
Foto:
Netflix

Lantas apa yang dilakukan oleh manajemen Blockbuster menghadapi penurunan drastis bisnis? Sayangnya, para pengambil keputusan saat itu terjebak dalam kepanikan. Ketika penguasaan pasar Netflix sudah mengakibatkan tergerusnya pendapatan dan pasar Blockbuster, respons yang dilakukan pihak manajemen Blockbuster adalah menghapus denda keterlambatan sewa. 

Tindakan banting harga dan potong laba ini dilakukan sebagai respons untuk fight dalam kondisi stres dan panik. Ini akibat otak para eksekutif Blockbuster merasa tidak mampu menghadapi rangkaian perubahan besar dengan kompetensi yang dimiliki. Ketika otak kita tidak menemukan simpanan memori keunggulan atau kekuatan yang memadai untuk menghadapi perubahan drastis, di saat itulah logika kita langsung menjadi terkunci. 

Riset neurosains menunjukkan, pemikiran ketika berada dalam kondisi panik didominasi pengaruh adrenalin dan kortisol. Dominasi kedua kimia otak ini membuat kita tidak mampu menghasilkan keputusan yang jernih. Tindakan untuk menghapus denda keterlambatan yang tidak menyentuh akar perubahan adalah sebuah contoh nyata keputusan fatal yang diambil dalam kondisi otak panik. 

Kondisi pasar yang sudah bergeser ke arah penyewaan film secara online. Pasar sudah terbiasa dengan sistem bucket price ala Netflix yang jauh berbeda dengan bisnis model Blockbuster. Namun karena korteks prefrontal para eksekutif Blockbuster sudah tidak mampu bekerja optimal dirundung panik, mereka tidak mampu menghasilkan ide transformasi yang menyentuh akar perubahan ini.

Yang terpikir hanya bertahan hidup dengan memotong marjin. Yang lebih parah lagi, tindakan tersebut justru menggerus laba operasional Blockbuster yang dengan model bisnisnya sangat tergantung pada besarnya marjin dari denda keterlambatan tersebut. 

Akibatnya, hanya dalam jangka waktu 10 tahun sejak mementahkan penawaran saham Netflix, tepat pada 2010, Blockbuster terpaksa ditutup karena bangkrut. Sebuah harga yang mahal untuk membayar pengabaian eksekutif puncak terhadap gelombang perubahan ketika saat pertama perubahan terjadi dan kepanikan yang tak terkontrol dalam pengambilan keputusan manakala disruption sudah merajalela.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement