Kamis 11 May 2017 13:47 WIB

Pedagang Pasar Tradisional Diajak Ikuti Program KB

Rep: Andrian Saputra./ Red: Andi Nur Aminah
Keluarga berencana (Ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Keluarga berencana (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo mensosialisasikan program Keluarga Berencana (KB) kepada para pedagang pasar tradisional Rabu (11/3). Kabid Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Solo, Sri Rejeki Susilowati mengatakan sosialisasi tersebut dilakukan sebagai upaya Pemkot Solo dalam menekan laju pertumbuhan penduduk.

Terlebih berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Solo menjadi Kota terpadat di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk lebih dari 512 ribu jiwa. Selain itu, agar pedagang terutama pedagang perempuan yang aktifitasnya lebih banyak di pasar juga mendapatkan kesempatan dan pengetahuan tentang program KB.

“Kami menargetkan semua pasangan usia subur di Solo inj menjadi peserta KB, dan karena itu juga pedagang mendapatkan sosialisasi mengenai program ini,” jelas Sri.

Dia mengungkapkan saat ini tercatat lebih dari 71 ribu jumlah pasangan usia subur telah mengikuti program KB. Tersisa 23 ribu pasangan usia subur yang tercatat belum mengikuti program tersebut. Menurutnya jika sosialisasi tak gencar dilakukan, dia khawatir berdampak pada ledakan penduduk kota Solo suatu hari nanti.

Kendati demikian, mensosialisasikan program KB kepada warga bukan hal mudah terlebih dengan sedikitnya jumlah penyuluh KB di Solo. Dia mengatakan, Pemkot Solo hanya memiliki 38 penyuluh KB untuk bertugas di 51 Kelurahan di Solo. Beberapa penyuluh harus bergamtian mengisi daerah yang belum mendapatkam penguluhan.

Terpisah Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menargetkan setiap tahunnya terbentuk satu kampung KB di Solo. Dia mengimbau agar warga terutama pasangab usia subur segera mengikuti program tersebut. “Jangan hanya seremonial saja, tapi programnya harua berjalan. Yang sudah punya dua anak tolong di jaga jangan tambah lagi, kalau tambah artinya program gagal,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement