Rabu 03 May 2017 21:46 WIB

IndoHCF Digelar untuk Pacu Inovasi Bidang Kesehatan

Ketua IndoHCF Innovation Award Supriyantoro berbicara dalam breifing, Rabu (3/5)
Foto: IndoHCF
Ketua IndoHCF Innovation Award Supriyantoro berbicara dalam breifing, Rabu (3/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 194 peserta baik dari lembaga, pemerintah daerah, hingga individu mendaftar untuk ikut serta dalam ajang penghargaan IndoHCF Innovation Award 2017. Namun tim juri kembali menyaring hingga menjadi 50 peserta terbaik.

IndoHCF Innovation Award merupakan penghargaan kepada instansi dan individu/kelompok perorangan yang telah berhasil menjalankan program-program peningkatan pelayanan kesehatan. Khususnya Inovasi SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) Pra-RS, Inovasi Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Inovasi Alat Kesehatan, Inovasi E-Health, dan Inovasi Seni Kreasi Promosi Kesehatan.

"Peserta kategori SPGTD yang daftar 17 peserta lolos 13. Kategori KIA yang daftar 26, lolos 23. E-Health inovator yang daftar 55 namun yang lolos 46. Kategori Alat Kesehatan minatnya 54,yang lolos 46. Dan kategori Promosi Kesehatan 42 peserta teraftar, namun 39 yang lolos," ungkap Ketua IndoHCF Innovation Award Supriyantoro berdasarkan rilis yang diterima republika.co.id, Rabu (3/5).

Supriyantoro menjelaskan, animo pesrta sangat tinggi dan untuk penyelenggaraan award yang pertama ini cukup merata dari berbagai daerah. Bahkan, lanjutnya, ada beberapa peserta yang tidak sempat terdaftar karena waktu yang memungkinkan.

Ia mengatakan animo peserta sangat tinggi karena sebelum ajang IndoHCF ada, inovator lokal langsung mengikuti ajang lomba di level internasional. Di sana mereka berhadapan dengan produk yang lebih tinggi kualitasnya.

Hal ini pun mendorong IndoHCF untuk mengangkat ke permukaan inovator lokal sehingga bisa dimanfaatkan secara lokal juga. "Apalagi harganya terjangkau," katanya.

Dari seleksi tahap pertama yang meloloskan 167 peserta,Tim Juri IndoHCF Innovation Award langsung menyeleksi 10 peserta terbaik dari lima kategori yang dilombakan dan akan dibukukan sebagai 50 karya terbaik di ajang IndoHCF Innovation Award 2017.

"Sementara lima terbaik dari 4 kategori, selain Promosi Kesehatan, akan melakukan presentasi, expo, dan wawancara di tanggal 22-23 Mei, untuk ditentukan pemenang tiap kategori. Sedangkan kategori Promosi Kesehatan langsung ditentukan Juara 1,2,3 di malam final oleh 5 orang juri," jelas Supriyantoro.

Di kesempatan yang sama, Tim Juri dari Ikatan Konsultan Kesehatan Inonesia (IKKESINDO) Alex Papilaya, mengatakan, hampir semua inisiatif dari para inovator muncul karena galau dengan sistem kesehatan yang ada saat ini. "Tidak berjalan baik. Makanya mereka membuat terobosan," katanya.

Dalam penilaian juri, lanjut Alex, ada sejumlah kriteria. Misalnya soal originalitas, bentuk produk, potensi manfaat produk, penerimaan masyarakat, dll. "Intinya kalau hanya paper saja, itu bukan inovasi. Jadi ada paper, ada alatnya, sudah digunakan, dan diterima banyak kalangan tentu akan meraih nilai tertinggi," ujar Alex.

Sementara Dr. Daryo Soemitro, SpBS, tim juri yang juga dari IKKESINDO, mengatakan bahwa kriteria pemenang juga dilihat dari efektivitas dan harga produk. "Contohnya ada alat kesehatan untuk mendeteksi penyakit jantung, portable. Harga hanya 850 ribuan," ungkap Daryo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement