Rabu 03 May 2017 20:35 WIB

Misbakhun Bela Pernyataan Jokowi yang Dikritik Kolumnis Asing

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Muhammad Misbakhun
Foto: ANTARA/Ismar Patrizki
Muhammad Misbakhun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi bulan-bulanan. Sebab, penyataannya yang menyebut Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik ketiga dunia dianggap sebagai klaim salah dan tak berdasar.

Pengkritik Jokowi adalah Jake Van Der Kamp, kolumnis keuangan di South China Morning Post (SCMP).  Jake menilai Jokowi mengutip data yang salah. Namun, anggota Komisi XI DPR M Misbakhun mengatakan, perdebatan soal peringkat pertumbuhan ekonomi Indonesia harus diakhiri.

“Karena yang disampaikan oleh Presiden Jokowi memang benar, benar bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah nomor tiga di dunia,” kata Misbakhun dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (3/5).

Politikus Golkar itu lantas menyodorkan argumennya. Menurutnya, pernyataan Jokowi adalah untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Cina, Turki, dan Afrika Selatan. Misbakhun menyebut BRICS merupakan kelompok negara berkembang. Faktanya, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang nomor tiga setelah India dan Cina.

Menurut Misbakhun, membandingkan perekonomian Indonesia memang harus dengan negara-negara berkembang yang memiliki ukuran dan volume sama. “India dan Cina merupakan dua negara besar di Asia yang memang pantas diperbandingkan dengan size, volume dan karakter permasalahan ekonominya dengan Indonesia,” ujarnya.

Namun, membandingkan pertumbuhan ekonimi Indonesia dengan Laos, Bangladesh, Myanmar, Filipina dan Timor Leste dinilainya kurang tepat. Sebab, dari sisi ukuran dan volume juga berbeda jauh. “Karakter dan permasalahan ekonominya berbeda. Yang pantas sebagai perbandingan adalah negara-negara BRICS yang emerging market sehingga perbandingannya akan lebih sepadan akan memberikan penilaian yang lebih obyektif dan lebih adil,” kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement