REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menginstruksikan lima langkah komando menangani bencana tanah gerak yang menyebabkan akses jalan utama menuju Kecamatan Bendungan ambles terseret longsor.
"Tadi (Sabtu, 29/4) malam beliau meninjau langsung lokasi jalan raya Bendungan yang ambles dan langsung mengoordinasikan langkah-langkah penanganan untuk upaya normalisasi," kata Kabag Protokol dan Rumah Tangga Pemkab Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Ahad (30/4).
Menurut informasi dari BPBD Trenggalek, peristiwa tanah gerak yang memicu amblesnya jalan raya Bendungan di titik ruas Desa Sumurub pada Sabtu (29/4) sore sekitar pukul 15.52 WIB. Selain membuat akses lalu-lintas kendaraan roda empat atau lebih putus total, longsor dilaporkan juga terjadi di Desa Winong dan Ngares sehingga mengenai lima rumah warga.
Tidak ada korban jiwa dalam serangkaian peristiwa tanah gerak sporadis tersebut, namun sejumlah rumah rusak dan akses jalan raya Trenggalek-Bendungan putus total. Menurut keterangan Emil, hanya kendaraan roda dua yang masih bisa melintas, namun itu pun harus hati-hati lantaran harus melalui sisa tepian jalan liat berumput yang licin.
"Kami sudah komunikasi aktif langsung dengan BNPB, Gubernur Jatim Soekarwo, Wagub Saifullah Yusuf dan BPBD Provinsi untuk mengoordinasikan langkah penanganannya," kata Emil.
Ia mengatakan, putusnya akses jalan antarkecamatan di titik Desa Sumurub itu menyebabkan ribuan warga di lima desa yang ada di atas (kaki lereng Gunung Wilis) saat ini terisolasi. "Kami mengkhawatirkan apabila tindakan-tindakan penanganan terlambat diambil, situasi bisa semakin parah," ujarnya.
Menurut Bupati, saat awal laporan ia terima jalan ambles baru sekitar 30 sentimeter. Namun saat ia datang meninjau bakda Isya bersama BPBD dan jajaran terkait, penurunan permukaan tanah semakin parah hingga mencapai satu meter.
"Di titik yang sama menurut informasi warga dulu pada 2006 terjadi penurunan tanah serupa, bahkan lebih parah," katanya.
Malam itu juga, Emil mengisntruksikan lima langkah kedaruratan untuk menanggulangi dampak bencana.
Instruksi Emil itu agar BPBD segera membersihkan dua titik longsor di jalur alternatif Trenggalek-Bendungan dengan alat berat. "Langkah ini penting agar selain akses alternatif via desa Depok ada jalur alternatif yang lebih dekat dari sisi barat," katanya.
Kedua, lanjut Emil, PDAM dia perintahkan untuk segera menangani pipa yang bocor agar air tidak bertambah parah dalam menggenangi lokasi tanah ambles. "Ketiga, air yang lewat gorong-gorong ke sungai terus dipantau jangan sampai meluber karena sumbatan, dan memonitor titik-titik rawan penetrasi air lainnya karena itu sumber masalah tanah ambles termasuk potensi urug dan tambal retakan yang dalam," tambahnya.
Langkah keempat memerintahkan BPBD segera meminta tim geologi ke lapangan guna meninjau penyebab pergerakan tanah dan mengevaluasi keseluruhan potensi di daerah rawan terdampak. Terakhir, Emil memerintahkan camat dan dinsos P3A untuk memimpin evakuasi warga yang rawan terdampak, terutama rumah-rumah yang rawan longsor karena di bawah tebing, serta melayani warga yang dievakuasi.