Sabtu 29 Apr 2017 21:43 WIB

Ketua KPUD Jakarta: Atas Nama Gajah Kita Minta Maaf karena Gadingnya Retak

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno menggelar konferensi pers terkait kesiapan Pilkada DKI Jakarta di KPUD DKI Jakarta, Selasa (18/4).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno menggelar konferensi pers terkait kesiapan Pilkada DKI Jakarta di KPUD DKI Jakarta, Selasa (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta Sumarno menilai DKI Jakarta dapat menjadi barometer demokrasi di Indonesia. Kendati ia menyayangkan berbagai fitnah yang terjadi di media sosial

Pendapat Sumarno ini didasarkan penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta pada putaran kedua. Menurut Sumarno warga Jakarta seharusnya bangga pada pesta demokrasi yang diselenggarakan. Hal itu menurut Sumarno karena perbedaan terjadi sangat dinamis.

"Namun ketika hasil sudah keuar melalui quick count kita lihat sikap kenegarawanan Pak Basuki-Djarot," kata dia di Ballroom Hotel Aryaduta Gambir Jakarta Pusat.

Sumarno mengapresiasi sikap Pasangan Nomor Urut dua yakni Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat. Basuki-Djarot langsung menyelamati pasangan nomor tiga yang menang versi hitung cepat, yakni Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Menurut Sumarno hal serupa juga ia saksikan lima tahun dan 10 tahun lalu.

Sumarno mengingat lima tahun lalu yang walaupun KPU belum mengeluarkan hasil resmi, lewat  quick count Fauzi Bowo juga menyelamati Joko Widodo. Hal serupa juga terjadi saat Adang Darodjatun kalah dalam kontestasi melawan Fauzi Bowo 10 tahun lalu.

Hal itu menurut Sumarno menunjukkan tingkat kematangan demokrasi di Indonesia. "Maka tidak salah jika Jakarta menjadi barometer demokrasi di Indonesia," ujarnya.

Meski demikian, Sumarno mengakui ada kekurangan di dalam kontes demokrasi di Ibu Kota ini. Sumarno menyoroti pertarungan antar para pendukung di media sosial. Menurut dia di media sosial, serangan fitnah masih beredar luas, termasuk menyerang badan KPU itu sendiri. "Ahlul fitnah wal jamaah sampai sudah sedemikian rupa di media sosial," ujarnya berkelakar.

Namun menurut Sumarno itu adalah proses pematangan demokrasi di Ibu Kota. Di masa depan Sumarno berharap demokrasi akan semakin mapan dan matang. Sumarno menyatakan jika Pilkada akhirnya berjalan aman lancar dan damai.

Ia pun meminta maaf jika pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua ada kekurangan. "Atas nama gajah kita ucapkan maaf karena gadingnya retak," ujarnya berkelakar lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement