Jumat 28 Apr 2017 16:29 WIB

Majelis Mujahidin Solo Sebut Ada Kongkalikong Kasus Ahok

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Umat Muslim se-Solo Raya menggelar aksi simpatik menjaga independensi hakim dalam persidangan kasus penistaan Al Qur’an yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahtja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Andrian Saputra
Umat Muslim se-Solo Raya menggelar aksi simpatik menjaga independensi hakim dalam persidangan kasus penistaan Al Qur’an yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahtja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Majelis Mujahidin Solo Irfan Suryahardi Awwas menilai, adanya politisasi dalam persidangan kasus penistaan agama yang menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahtja Purnama alias Ahok. Dia menilai, ada pihak-pihak yang mencoba ‘bersekongkol' dalam upaya membebaskan Ahok dari jerat hukum.

“Ada kong kalikong, ada politisasi jahat yang merekayasa supaya Ahok terbebas,” kata Irfan saat menyampaikan orasi dalam akai damai menjaga independensi hakim dalam persidanvan kasus penistaan Alquran yang berlangsung di Bundaran Gladak, Jumat (28/4) siang.

Dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap tuntutan jaksa yang hanya menuntut Ahok dengan tuntutan satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun. Selain itu, jaksa juga dianggap telah mengabaikan kesaksian Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin dalam persidangan.

Sebab itu pula, dalam aksi tersebut Komisi Kejaksaan diminta untuk memeriksa jaksa penuntut umum (JPU) karena diduga adanya tekanan dan kepentingan lain selain penegakan hukum dalam kasus tersebut. 

“Kita tidak akan berhenti meneriakan kebenaran. Kita serahkan kepada pengadilan tapi sayang, jaksa telah mengkhianati keadilan dan rakyat,” katanya.

Sementara aksi tersebut melibatkan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam seperti Dewan Syariah Kota Solo (DSKS), Majelis Mujahidin Indonesia Solo Raya, hingga Dewan Dakwah Jawa Tengah. 

Usai shalat Jumat, masa aksi berjalan kaki dari Masjid Kota Barat Solo hingga Bundaran Gladak di Jalan Slamet Riyadi. Di Bundaran Gladak, massa mendengarkan orasi dari beberapa tokoh ormas Solo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement