REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menempatkan sejumlah alat sistem peringatan dini bencana di beberapa lokasi tempat yang rawan dengan bencana hujan, longsor dan gempa. Diantaranya di Majalaya, Baleendah, Dayeuhkolot, Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan dan Kertasari.
"Untuk banjir kita simpan (early warning system) dibeberapa titik seperti Majalaya, Baleendah, Dayeuh Kolot. Pergerakan tanah di Ciwidey dan Pasirjambu sementara untuk gempa di Pangalengan dan Kertasari," ujar Ketua BPBD Kab Bandung, Tata Iriawan disela-sela acara Hari Kesiapsiagaan, Rabu (26/4).
Menurutnya, alat tersebut terhubung langsung dengan satelit dan android yang dikelola oleh pusat Informasi bencana (pusdalob). Sehingga, potensi bencana bisa diketahui secara langsung yang kemudian bisa dilakukan pencegahan lebih dini.
Ia menambahkan, dua hari terakhir banjir sudah surut namun musim sudah mulai berubah dari musim panas ke penghujan. Sehingga diperlukan kewaspadaan dini dari seluruh elemen masyarakat.
Dirinya mengatakan potensi bencana longsor di Kabupaten Bandung berada di 22 Kecamatan, sementara puting beliung di 6 Kecamatan. Kabupaten Bandung berada di urutan ke 4 untuk urusan bencana di Indonesia.
Tata mengungkapkan jumlah petugas BPBD di Kabupaten Bandung relatif kurang dibandingkan dengan luasan wilayah yang ada. Total hanya ada sekitar 56 petugas BPBD dan petugas Tim Reaksi Cepat per kecamatan 2 orang. Namun jumlah relawan relatif banyak dan tidak terbatas.
Asisten Pemerintahan Kabupaten Bandung Yudhi H menambahkan, selain melakukan penanggulangan bencana, pihaknya juga mendorong agar pembebasan lahan di Kampung Cienteung, Kecamatan Baleendah untuk proyek nasional kolam retensi terus dilakukan.
"Kita lagi melaksanakan kegiatan terkait pembangunan kolam retensi cienteung, dimana soal pengadaan tanah cienteung untuk kolam retensi di Kecamatan Baleendah seluas 7,9 hektar, kurang kebih 520 bidang yang harus dibebaskan dengan anggaran pusat 152 miliar," katanya.
Pemerintah Kabupaten Bandung berharap masyarakat yang akan terkena pembebasan lahan bisa bekerjasama sehingga proses pembangunan kolam retensi bisa terealisasi dan banjir yang sering terjadi bisa dicegah.