Sabtu 22 Apr 2017 14:42 WIB
Pilkada DKI

Pengamat: Buzzer di Media Sosial akan Berhenti Usai Pilkada DKI

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi Media Sosial
Foto: pixabay
Ilustrasi Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Sosial Devie Rahmawati percaya buzzer-buzzer politik yang muncul di media sosial akan segera berhenti. Sebab, menurutnya, Pilkada DKI Jakarta telah usai.

"Saya yakin kalau hal-hal terkait upaya provokasi yang sifatnya benar-benar merusak daya pikir dan psikologis publik, aparat sudah memiliki perangkat untuk menyelesaikan kasus tersebut bahkan dalam konteks pidana," ujar Devie di Jakarta, Sabtu (22/4).

Artinya, publik bisa mempercayakan hal tersebut pada aparat. Mereka, Devie mengatakan, dapat membantu masyarakat untuk menjernihkan pikiran dan hati dengan memastikan informasi yang ada merupakan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Masyarakat juga harus belajar menerima fakta apabila pertentangan di media sosial dilakukan oleh buzzer politik itu benar adanya. "Tapi ketika itu adalah sebuah kebohongan yang memang sengaja di sebarkan, tentu saja penyebar kebohongan harus di mintai pertanggungjawabkan".

"Saya yakin dengan upaya yang serius secara hukum, pengawalan dari para elit, dan mulai berhenti menyebarkan informasi-informasi yang  memprovokasi masyarakat, ini akan segera hilang dalam enam bulan sampai setahun ini," katanya.

Sementara itu, Devie juga menjelaskan pemerintah harus mencegah isu SARA di Pilkada DKI Jakarta 2017 terulang kembali di Pemilihan Presiden 2018 (Pilpres 2018).

"Stabilitas ekonomi harus dibangun artinya harga pangan, peluang orang untuk bisa mengobati dirinya ketika  sakit, ketidakmampuan orang untuk bisa melakukan lompatan sosial melalui pendidikan. Tiga hal itu jika bisa dipastikan berjalan dengan stabil dan harmoni, secara umum akan menjadi salah satu penghambat isu SARA yang bisa berubah menjadi bencana nasional," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement