Jumat 21 Apr 2017 23:11 WIB

Simpati untuk Ahok di Hari Kartini

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: M.Iqbal
Pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat bersama partai pendukung serta relawan memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (19/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat bersama partai pendukung serta relawan memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- 21 April menjadi hari spesial bagi perempuan-perempuan di Indonesia. Tanggal tersebut diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Kartini lahir pada 21 April 1879 dengan bergelar Raden Ayu. Kartini dikenal sebagai tokoh kebangkitan perempuan Indonesia.

Semarak Hari Kartini tampak di berbagai wilayah di Indonesia. Tidak terkecuali di Balai Kota, Jakarta, Jumat (21/4). Di sana tampak beberapa ibu-ibu berkebaya datang dengan membawa bunga mawar merah dan putih. Mereka membagikan mawar-mawar tersebut kepada warga yang datang ke Balai Kota. Tak sedikit ada juga warga yang meminta mawar tersebut

Perwakilan dari Kelompok Badja Wanita Pecinta Indonesia, Fransisca Helmaria mengaku membawa 500 bunga mawar untuk dibagi-bagikan di Balai Kota. Menurutnya bunga dapat menyampaikan sebuah pesan. "Flower say everything, flower say love," ujar Ibu yang akrab disapa Ria ini, di Balai Kota, Jumat (21/4).

Ria selanjutnya mengatakan Kartini merupakan sosok yang sungguh luar biasa. Sebab saat itu kaum wanita masih takut dengan kemajuan. "Tapi dengan adanya Kartini, dia mendobrak semua sesuatu yang dianggap tabu. Jadi buat saya, Kartini merupakan satu penggerak untuk kaum wanita," katanya.

Ia berpesan wanita Indonesia tidak boleh dibodohi. Wanita, Ria mengatakan, harus kuat dan tegar. Pada Hari Kartini ini juga, Ria bersama teman-temannya juga bersimpati terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Bertepan dengan Hari Kartini agar kita wanita Indonesia pintar. Oleh sebab itu, kita apresiasi apa yang dikerjakan oleh Ahok-Djarot selama ini," ujarnya.  Selain itu perwakilan ibu-ibu Ahokers seluruh Jakarta, Florence (50 tahun) mengatakan tidak sempat berbicara banyak kepada Ahok.

"Tapi kami sangat mendukung dengan kami membawa satu bunga. Itu menandakan cinta kami sebagai warga DKI Jakarta kepada Pak Ahok dan Pak Djarot," kata Florence. Ia pun mengajak para perempuan Indonesia untuk melestarikan budaya khas Indonesia, seperti batik. Tak hanya batik, Florence menuturkan, tapi juga kain-kain khas Indonesia lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement