REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritisi media luar negeri yang dinilainya kurang adil dalam pemberitaan terkait Pilkada DKI Jakarta.
JK saat memberikan sambutan dalam peluncuruan buku Takziah Muhammadiyah untuk KH A Hasyim Muzadi di Jakarta, Kamis malam (20/4), mengatakan ia menyampaikan hal itu saat pertemuannya dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Michael Richard Pence.
"Soal pilkada tadi saya ketemu Wakil Presiden Mike Pence saya bilang juga, tidak adil ini media luar karena yang menang yang banyak didukung oleh teman-teman organisasi Islam dan sebagainya dianggap garis keras yang menang," katanya.
Ia mengatakan, Anies Baswedan merupakan salah satu tokoh Islam moderat paling lembut. "Karena ada imam besar dianggap keras, padahal dukung saja ini, padahal apa pun demokrasi siapa pun apakah yang dipilih oleh yang ringan yang keras, tetap dong demokrasi tidak ada bedanya karena dipilih orang banyak," katanya.
Ia menambahkan, dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta yang telah berlangsung Kamis (19/4) yang menang adalah demokrasi. "Mudah-mudahan dapat dipahami yang menang demokrasi, itu kita hormati semuanya," katanya.
Baca: Media Asing Sebut Pilkada DKI Kemenangan Kelompok Konservatif Muslim
Jusuf Kalla menerima Pence di Istana Wakil Presiden sekitar pukul 11.30 WIB dan melakukan pertemuan bilateral hingga pukul 12.30 WIB. Dalam pertemuan tersebut JK mengatakan Pence datang pada saat yang tepat untuk melihat kehidupan demokrasi Indonesia pascapilkada yang dewasa.
"Saya mengatakan, Anda datang pada saat yang tepat, pilkada selesai, kita sudah jabat tangan, tidak ada lagi ribut-ribut, itulah demokrasi Indonesia, jadi dia tidak menyinggung lagi," kata dia.
Pernyataan tersebut disampaikan JK untuk menanggapi pertanyaan terkait hasil pertemuan bilateral dengan Pence tentang toleransi dan Islam moderat. Meskipun demikian, JK menggarisbawahi Indonesia dan AS sepakat mempererat kerja sama peningkatan nilai toleransi dan Islam moderat.