REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor DPC PPP, Jagakarsa, Jakarta Selatan, masih disegel oleh Panwaslu Jakarta Selatan. PPP disebut-sebut oleh warga setempat, akan membagi-bagikan sembako dalam istighatsah yang diadakan di kantor tersebut.
Salah seorang warga RT 10/03, Jagakarsa, Tamsilah, menceritakan kejadian hiruk pikuk pada, Senin (17/4) pukul 08.00 WIB. "Jam delapan, warga sudah berkumpul semua di kantor itu, kebanyakan ibu-ibu. Sudah sempat dibagi beberapa, tetapi sekitar jam sembilan, tiba-tiba ada Panwaslu datang membubarkan massa," jelas dia saat ditemui di warung miliknya yang persis terletak di depan Kantor DPC PPP, Jagakarsa, Rabu (19/4) sore.
Tamsilah mengaku, sempat diajak oleh warga lainnya untuk ikut serta, tapi ia menolak karena harus menjaga warung miliknya. Menurut dia, warga yang menerima sembako, tidak bisa disalahkan. Karena mereka hanya menerima dan membutuhkan sembako-sembako itu.
"Kita tidak tahu juga ya waktu dibagiin sambil dikasih kampanye, tapi kan bisa aja warga mengiyakan, dan pas nyoblos beda. Kemarin itu, sempat ada H Lulung juga loh. Pokoknya ramai banget deh di sini," kata Tamsilah.
Kejadian heboh Senin lalu itu, dia mengatakan, sempat diwarnai aksi adu mulut oleh pendukung lawan. Ketika pembagian sembako dimulai, yang diadakan oleh pendukung paslon dua perwakilan PPP, ada seorang bapak pendukung paslon tiga yang datang mengacaukan dan bewrteriak: "Ini tidak boleh dilanjutkan!"
Bapak tersebut mencoba menghentikan pembagian sembako, namun dari PPP justru melawan dan terjadi percekcokan. Hingga akhirnya Panwaslu Jakarta Selatan hadir, membubarkan massa, serta menyegel kantor itu dalam waktu yang belum bisa ditentukan. "Sampai macet di jalan ini," ungkap Tamsilah dalam ceritanya.
Sementara Ketua Panwaslu Jagakarsa, Jakarta Selatan, Andi Zaini, memaparkan kejadian pembagian sembako akan dibagikan bersama dengan istighatsah Jagakarsa. Kantor itu, menurut Andi, menjadi posko kemenangan paslon dua perwakilan PPP.
"Ada 2.000 karung yang sudah dipaketkan. Rencana akan dibagikan berbarengan istighatsah, tetapi gagal, karena sudah keburu tertangkap tangan. Istighatsah pun juga tidak jadi dilaksanakan," kata dia.
Saat ini, semua masih dalam proses pemeriksaan, sebelum nantinya pemerintah ikut turun tangan. Sembako tersebut, Andi mengatakan, akan tetap disimpan di kantor tersebut, hingga ada keputusan dari pihak Bawaslu.