Rabu 19 Apr 2017 17:52 WIB

Tak Ada Iwan Bopeng, Pemungutan Suara di Palmeriam Aman

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
TPS 26 dan 27 di Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, terlihat kondusif, Rabu (19/4). Hingga pukul 10.00 WIB, sudah ada sekitar 400 warga yang menggunakan hak suaranya di kedua TPS ini.
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
TPS 26 dan 27 di Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, terlihat kondusif, Rabu (19/4). Hingga pukul 10.00 WIB, sudah ada sekitar 400 warga yang menggunakan hak suaranya di kedua TPS ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi Wilayah Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, khususnya RW 10, pada pencoblosan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu (19/4), kondusif dan aman terkendali. Hal ini berbeda dengan putaran pertama lalu.

Pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, di RW 10 ini, tepatnya di Tempat Pemungutan Suara 27, terjadi kejadian yang membuat nama Fredy Tahuney alias Iwan Bopeng tenar. Ia menantang Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat meluapkan emosinya di sana. Akibat perbuatannya tersebut, hingga kini sosoknya terus dicari.

Putaran kedua ini berbeda, tidak adanya Iwan Bopeng sepanjang hari membuat situasi dan kondisi di TPS 27 terpantau kondusif. Tidak ada lagi yang teriak-teriak "Tentara gue potong di sini, apalagi elu". Situasi kondusif ini bertahan hingga akhir penghitungan suara sekitar pukul 15.00 WIB.

Penghitungan suara di TPS 27 tidak begitu ramai. Sorak-sorakan antar pendukung pun tidak terjadi di sini. Penonton penghitungan suara juga tidak begitu memenuhi lokasi di sekitarnya. Di TPS ini, hasil akhirnya lebih banyak suara yang memilih pasangan calon Anies-Sandi.

 

Suara untuk mereka terkumpul sebanyak 251 suara. Sedangkan pasangan calon Ahok-Djarot hanya 122 suara. Surat suara yang tidak sah ada lima. Suara sorak-sorai justru terdengar di TPS 26 yang berada tidak jauh dari TPS 27. Warga RT 5,6, dan 7 memenuhi wilayah sekitar TPS itu. Kemeja kotak-kotak, kaos putih dengan angka 3 di belakangnya, serta baju bebas lain berbaur di sana. Mereka mengikuti prosesi penghitungan suara dengan serius tapi santai.

Ketika Komisi Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di sana membuka surat suara dan berteriak “Ahok-Djarot!” warga yang menggunakan kemeja kotak-kotak tadi bersorak, “Yeeeaah!”.

Saat petugas KPPS membuka surat suara dan berteriak “Anies-Sandi!” warga yang menggunakan kaos putih dengan angka “3” di bagian belakangnya itu gantian bersorak “Yeeeaah!”.

Begitu seterusnya hingga surat suara terakhir disebutkan. Di papan penghitungan suara, barisan garis yang berderet terlihat lebih panjang di kolom Anies-Sandi. Di ujungnya kemudian ditulis angka 291.

Sedangkan di kolom Ahok-Djarot, ujung kolom tersebut tertulis angka 187. Di bawah dua tulisan angka tersebut ada angka 6 yang menunjukkan surat suara tidak sah.

Melihat hasil perolehan suara itu, salah satu pendukung pasangan calon Anies-Sandi merasa senang. Dengan mengenakan kaos putih tadi, Rendy (30) berharap Jakarta bisa lebih baik lagi ke depannya.

 

"Ya, semoga bener aja nanti mimpin Jakarta-nya pasangan ini," jelas Rendy yang mengikuti penghitungan suara sejak awal itu.

Ia juga mengakui, situasi hari ini sangat berbeda dengan Pilkada DKI Jakarta putaran pertama lalu. Sudah tidak ada lagi keributan yang terjadi di sini. Segalanya aman dan tenang.

"Sekarang juga kan udah ada polisi sama TNI yang ngamanin TPS-TPS ini. Kalo tiba-tiba ada keributan juga saya tenang karena punya surat dari Timses karena saya gak akan ikut-ikutan yang seperti itu," tambah Rendy sembari menunjukkan surat keterangan dari Tim Sukses Anies-Sandi.

Di lain pihak, Erni (38) yang mengenakan baju kotak-kotak mengatakan, menerima hasil ini. Menurutnya juga, dari awal, siapapun yang terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta kedepannya akan ia terima dan mendukungnya. Meski begitu, jika ada janji-janjinya yang selama kampanye tidak ditepati, ia tentu akan protes.

"Saya terima hasilnya, siapapun yang jadi akan saya ikuti kebijakannya. Tapi, kalau ada janjinya yang tidak ditepati, saya akan komentar," ucapnya.

 

Panitia Penjaga Ketertiban TPS 26, Gunawan (28) dan Saepul (27), mengakui, meski di TPS-nya berjaga ramai, suasana tetap damai. Tidak ada yang saling ejek antar pendukung pasangan calon.

"Semuanya hore-hore tiap pasangan calonnya disebutkan namanya dari surat suara itu. Tidak ada yang ‘Huuuu’ gitu

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement