REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selasa (18/4) sore, warga RT 11 RW 4 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Di sebelah Masjid Baiturrohmah, sejumlah warga tengah bersiap untuk hajatan lima tahun sekali Ibu Kota Jakarta, yakni Pilkada yang akan diselenggarakan Rabu (19/4), besok.
Mereka mendirikan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di tengah Jalan Petamburan III, tepat di sebelah Masjid Baiturrohmah. TPS itu terlihat menarik dengan warna layos warna-warni. Mereka tetap fokus bekerja meski tepat di bahu jalan itu aroma sate ayam dari pedagang menguap ke segala penjuru.
Mustofa, Ketua Pengurus Masjid Baiturrohmah terlihat mengawasi dari masjid. Sesekali ia tersenyum menyapa orang yang sedang menyiapkan TPS. Ia berharap pelaksanaan Pilkada Putaran Kedua DKI Jakarta dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Sehari sebelumnya, Senin (17/4) malam warga Petamburan sempat dihebohkan dengan penggerebekan rumah ketua RT 6 dan RW 6 yang kedapatan menyimpan Sembako. Mustofa pun mengetahui kabar tersebut. "Itu ada juga warga kami yang ikut menggerebek," kata dia.
Mustofa mengatakan, warga Petamburan memang kerap mendapat berbagai iming-iming menjelang Pilkada, termasuk di RT-nya, RT 11. Ia bahkan pernah dimintai Kartu Keluarga dan KTP oleh Tim Sukses salah satu paslon. "Ngaku dari paslon dua, katanya nanti rumah diperbaiki lah, BPJS lah," ujar Mustofa.
Namun Mustofa menolak. Berkembangnya isu pembagian sembako di lingkungannya pun ia benarkan. Mustofa mengaku sempat mendapati orang yang mendata secara terang-terangan untuk dibagikan sembako. Mustofa justru memarahi orang itu.
Menurut Mustofa, warga di Jalan Petamburan III memang kerap mendapat tawaran itu. Namun, Mustofa dan warga sama-sama menolak hal itu. Menurut dia, sembako satu bungkus tidak sebanding dengan apa yang akan mereka dapatkan dari pemimpin mereka lima tahun ke depan. "Sembako ini palingan dua hari habis, pilihan kita buat lima tahun," katanya.
Mustofa mengatakan, meski ia tidak memiliki kekayaan lebih, ia masih memiliki harga diri. Menurut dia, harga diri itu penting. "Harga diri saya lebih tinggi dari sekantung sembako," ujar pria 50 tahun itu.
Mustofa menilai, adanya oknum yang membagi sembako adalah orang yang berniat menciptakan kerusuhan. Mustofa pun berharap Panwaslu bisa menindak oknum-oknum itu. "Kalau ngga ditindak yang truk sembako itu, ini Pemilu DKI Jakarta buruk sekali," katanya.
Senada dengan Mustofa, Samidi, petugas kebersihan masjid, warga RT 11 Petamburan juga mengaku akan menolak jika akan diberikan sembako menjelang pilkada. Menurut dia, hal itu memalukan bagi warga DKI Jakarta.
Meski hidupnya sulit, Samidi menginginkan Pilkada yang jujur terjadi di Jakarta. Samidi pun memegang teguh imannya. "Iman saya juga tidak bisa dibeli," kata Samidi.
Mengantisipasi adanya gempuran pembagian sembako, warga Petamburan III memilih santai. Namun, mereka tetap waspada. Mereka mengantisipasi bila ada gerak-gerik pembagian sembako.
"Kalau ada temuan seperti itu (sembako), ya pasti warga akan menangkap, seperti di RT 6 itu, kan warga juga yang menangkap," kata Mustofa menambahkan.
Pedagang sate di seberang Masjid Baiturrohmah, Jumiati mengatakan, ia juga tidak mau mengambil sembako. Jumiati mengatakan, warga di sekitar memang antiterhadap praktik seperti itu. "Nggak usah begitu-begitu lah," ujar dia.
Jumiati yang telah puluhan tahun merantau di Ibu Kota mengaku sedih jika ada praktik pembagian sembako seperti itu. Namun ia berusaha menguatkan imannya. "Biar kami susah, tapi kami tetap ingin lancar dan jujur," kata dia.
Kumandang adzan maghrib pun memanggil warga untuk menunaikan Shalat Magrib. Dalam sekejap, Masjid yang terletak beberapa ratus meter dengan DPP Front Pembela Islam ini telah dipenuhi warga. Usai shalat, Imam memimpin jamaahnya membaca Surah Yaa Siin dan berdoa demi kelancaran Pilkada esok hari.
Mustofa kembali menambahkan, ia berharap agar Pilkada DKI Jakarta bisa berjalan luber dan jurdil. Paslon yang terpilih pun dapat dapat menjalankan janji-janjinya. "Tentu saja semoga tidak terjadi keributan gara-gara hal seperti sembako itu," kata dia.