Senin 17 Apr 2017 23:33 WIB

Mensos Serahkan Santunan Korban Longsor Ponorogo

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kunjungi  lokasi longsor di dusun Tangkil Banaran, Ponorogo, Ahad (2/4).
Foto: Republika/Andrian Saputra
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kunjungi lokasi longsor di dusun Tangkil Banaran, Ponorogo, Ahad (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa menyerahkan santunan kepada 26 perwakilan keluarga korban hilang/meninggal dalam tragedi tanah longsor Desa Banaran (Sabtu, 1/4) di balai kantor Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (17/4).

Seremoni penyerahan santunan dilakukan simbolis dengan disaksikan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni dan jajaran forum pimpinan daerah setempat, setelah terlebih dulu dilakukan kegiatan doa bersama warga, keluarga korban serta seluruh relawan dan tim BPBD yang terlibat dalam penanggulangan pascabencana longsor Desa Banaran.

Kepada ahli waris dan keluarga korban, Mensos Khofifah berpesan agar mereka tabah menghadapi cobaan sembari menyerahkan bantuan seperangkat alat shalat, santunan uang total Rp35 juta dan jaminan hidup dengan nilai Rp900 ribu per bulan selama kurun enam bulan berjalan. "Saya berangkat dari Permensos (peraturan menteri sosial) terkait penanganan selama proses tanggap darurat maupun pascatanggap darurat. Kalau jadup (jaminan hidup) pencairannya bisa dilakukan setelah masa tanggap darurat dinyatakan berakhir dan hasil verifikasi mendapat persetujuan dari kepala daerah, dalam hal ini bupati," kata Mensos Khofifah dikonfirmasi usai penyerahan santunan.

Ia juga memastikan bantuan isian program bantuan hunian tetap atau "huntap" sebesar Rp3 juta per-KK korban longsor. "Isi 'huntap' ini baru bisa dicairkan setelah masa tanggap darurat dinyatakan selesai," katanya.

Suasana penyerahan santunan itu berlangsung haru. Mensos beberapa kali menyeka matanya yang berkaca-kaca setiap kali menyerahkan santunan dan seperangkat alat shalat kepada masing-masing ahli waris ataupun perwakilan keluarga korban. Salah satu ahli waris korban hilang bernama Maya (ayah atas nama Mukhlas, kaur keamanan Desa Banaran) tiba-tiba mengalami histeria usai menerima santunan dari Mensos sehingga jatuh pingsan dan harus mendapat pertolongan petugas.

Ritual doa bersama dilanjutkan setelah gadis belia bernama Maya itu dievakuasi menuju mobil kesehatan. "Kemensos juga telah berkoordinasi dengan tim LDP (lembaga dukungan psikososial) untuk membantu penanganan psikologis warga terdampak untuk bisa melewati masa-masa trauma. Tim ini masih akan bertahan di (Desa) Banaran dan membantu penanganan psikososial korban maupun warga yang masih mengungsi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement