Senin 17 Apr 2017 18:48 WIB

431 Orang Terdampak Longsor Ponorogo Masih Mengungsi

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga menaiki kendaraan evakuasi saat terjadi pergerakan longsor susulan yang dipicu material lumpur jenuh di sektor A dan bergerak menyentuh perkampungan di bawah sektor D, Desa Banaran, Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (9/4).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warga menaiki kendaraan evakuasi saat terjadi pergerakan longsor susulan yang dipicu material lumpur jenuh di sektor A dan bergerak menyentuh perkampungan di bawah sektor D, Desa Banaran, Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 431 orang masih mengungsi akibat tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

"Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), data pengungsi tetap yaitu 431 orang," kata Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Republika.co.id, di Jakarta, Senin (17/7).

Pengungsi tersebut terdiri dari 394 jiwa dan 37 balita. Mereka mengungsi di tempat yang tersebar. Di antaranya, tenda BPBD dekat Polindes 60 orang, rumah milik warga RT04/RW04 sebanyak 17 orang, rumah warga RT 03/RW 05 sebanyak 16 orang, rumah warga RT 02/RW 05 berjumlah 109 oranghingga  rumah BPBD di SDN Dayakan 2 sebanyak 92 orang.

Saat ini, kata Sutopo,  juga telah hadir tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di lokasi bencana. Kehadiran tim ini untuk menyelidiki tanah retak di Banaran.   

"Mereka bertugas melaksanakan perumusan kebijaksanaan, standardisasi, bimbingan teknis dan evaluasi bidang vulkanologi dan mitigasi bencana alam geologi dari bandung untuk menyelidiki pergerakan tanah retak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement