REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bali Beyond Travel Fair (BBTF) kembali digelar di Pulau Dewata 7-11 Juni tahun ini. Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, Ketut Ardana mengatakan acara ini menargetkan bisa menghadirkan 241 operator perjalanan wisata seluruh dunia.
"Tahun lalu (2016) kita mampu menghadirkan 228 operator dan tahun ini ditargetkan 241 operator," katanya di Kantor Gubernur Bali, Senin (17/4).
Panitia sejauh ini mencatat 210 operator yang telah mendaftarkan diri untuk hadir. Ardana memperkirakan jumlah tersebut terus bertambah, sehingga bisa menyumbang lebih banyak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Bali juga bisa menarik lebih banyak turis asing.
Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudiketa mengatakan ajang BBTF ini mempromosikan pariwisata Bali lebih luas. Pemerintah Provinsi Bali juga terus meningkatkan kualitas pariwisata yang sudah mulai jenuh supaya tidak monoton.
"Kita akan ciptakan destinasi wisata alternatif di Bali Utara, sehingga pemerataannya sejalan dengan Bali Selatan," katanya.
Pariwisata di kedua wilayah tersebut saat ini masih timpang. Sudikerta mengatakan ke depannya pemerintah akan membuat kawasan baru serupa Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Nusa Dua, namun penempatannya di Buleleng Barat.
"Kita akan siapkan tiga konsep destinasi pariwisata di sana, yaitu marina, alam, dan spritual," ujarnya.
Infrastruktur jalan diperlukan sebagai penunjang utama pengembangan kawasan wisata di Buleleng Barat. Obyek wisata yang sudah ada juga dibenahi dan diperbaiki, sehingga Asita bisa meningkatkan kualitas paket wisata yang sudah ada.
BBTF merupakan kegiatan yang mempertemukan para pelaku pariwisata diseluruh dunia baik berperan sebagai pembeli (buyers) maupun penjual (selllers). BBTF menjadi agenda rutin tahunan di mana berbagai pelaku pariwisata dalam dan luar negeri berpartisipasi di dalamnya. Bursa pariwisata internasional BBTF juga berpotensi meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia hingga 20 juta wisman pada 2019.