Ahad 16 Apr 2017 19:42 WIB

Majelis Tinggi Agama Tionghoa: Gubernur NTB, Ulama dan Pemimpin Sejati

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan tausiyah tentang pentingnya sikap saling menghargai antar sesama di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).
Foto: Humas pemprov NTB
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan tausiyah tentang pentingnya sikap saling menghargai antar sesama di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) menyatakan keprihatinan yang mendalam atas perilaku Steven Hadisudiryo Sulistyo yang telah mencederai semangat Bhinneka Tunggal Ika. Ketua Umum Matakin Uung Sendana Linggaraja mengatakan, perilaku dan pernyataan Steven tidak pantas dilakukan terhadap orang yang lebih tua, apalagi terhadap seorang ulama.

"Terlebih lagi dengan kasar dan membawa-bawa ras dan kalimat penghinaan adalah hal yang tidak pantas," ujar Uung dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (16/4).

Matakin, kata dia, sangat kagum dan menghargai sikap memaafkan dari Tuan Guru (Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi) yang menunjukkan beliau adalah seorang ulama dan pemimpin sejati yang patut diteladani.

Uung melanjutkan, apabila Tuan Guru Bajang (TGB) yang begitu berjiwa besar dan telah memaafkan, mengizinkan dalam rangka memberi pendidikan dan memenuhi rasa keadilan agar tak terulang di masa yang akan datang, dapat diproses hukum berdasarkan perundangan yang berlaku.

"Kasus ini menunjukkan bahwa persoalan SARA belum selesai dan kita semua perlu lebih bekerja keras memberi pendidikan bagi generasi muda untuk memahami saling tenggang rasa dan tidak lagi adanya pengkotak-kotakan, karena kita semua adalah bangsa Indonesia," ujarnya.

Uung berharap persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tidak membawa dampak yang kurang baik bagi kerukunan dan keharmonisan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement