Ahad 16 Apr 2017 03:16 WIB

Pengamat Sebut Kasus Teror pada Novel Baswedan Sudah Jelas Arahnya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Israr Itah
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4).
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hukum dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hajar mengatakan, penyelidikan suatu kasus oleh kepolisian boleh saja diarahkan ke mana pun, sepanjang ada indikasi dan bukti petunjuk. Namun, menurutnya untuk kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan sudah jelas arahnya.

"Dalam kasus teror Novel, itu sudah jelas arahnya. Yaitu pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung berkaitan dengan penanganan kasus korupsi di KPK yang ditangani Novel," kata Fickar saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (15/4).

Fickar melanjutkan, dalam membongkar kasus tersebut, menurutnya polisi harus melihat kerangka yang besar, yakni pelemahan terhadap KPK. Terlebih, selama ini yang kerap mendapat teror bukan hanya penyidik dan pegawai pada KPK, melainkan juga pimpinan lembaga antikorupsi tersebut. 

Sebelumnya, pada Selasa (11/4) pagi, saat pulang berjamaah shalat subuh di masjid, penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras di wajahnya oleh dua pria tak dikenal. Akibat penyiraman tersebut, Novel mengalami gangguan pada mata kirinya. Saat ini, Novel harus menjalani perawatan di Singapura.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan kemudian sempat menanyai seputar bisnis hijab dan gamis istri Novel terkait peristiwa tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement