Kamis 13 Apr 2017 15:20 WIB

LSI Denny JA: Sebagian Besar Masyarakat Jakarta Ingin Gubernur Baru

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Peneliti Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Ardian Sopa (kanan)
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Peneliti Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Ardian Sopa (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan, keinginan masyarakat Jakarta untuk dipimpin gubernur baru masih tinggi, yakni lebih dari 50 persen. Masih kuatnya sentimen masyarakat Jakarta yang menginginkan gubernur baru tersebut menurutnya menguntungkan pasangan Anies-Sandi di putaran dua Pilgub DKI 2017.

"Pertarungan antara keinginan masyarakat yang menginginkan gubernur baru atau gubernur lama ini menguntungkan Anies-Sandi. Mereka yang menginginkan gubernur baru di Jakarya masih di atas 50 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa dalam paparan hasil survei di kantornya, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (13/4).

Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga tersebut, 54,1 persen masyarakat Jakarta menginginkan hadirnya gubernur baru. Sementara, hanya 33,7 persen pemilih yang tetap ingin gubernur lama, dan 12,2 persen lainnya menyatakan tidak tahu.

Isu lain yang dianggapnya menguntungkan pasangan Anies-Sandi adalah karena masih tingginya masyarakat Jakarta yang tidak ingin dipimpin oleh gubernur terdakwa penista agama. "Masih mayoritas masyarakat Jakarta tidak rela dipimpin gubernur terdakwa penista agama. Ini tentu menguntungkan Anies-Sandi," ucap Ardian.

Ardian menjabarkan, 55,4 persen masyarakat Jakarta tidakvrela dipimpin gubernur yang berstatus terdakwa penista agama. Hanya 26,9 persen warga Jakarta yang tidak keberatan dipimpin gubernur dengan status terdakwa, dan 17,7 persen lainnya menyatakan tidak tahu.

Selain isu yang menguntungkan pasangan Anies-Sandi, Ardian juga mengungkapkan dua isu yang dirasanya bakal menguntungkan pasangan Ahok-Djarot. Pertama, menurunnya prosentasi masyarakat yang menganggap Ahok menista agama.

Pada Februari 2017, angka yang menganggap Ahok tidak menista agama sebesar 29,97 persen, sementara di April 2017, mereka yang menganggap Ahok tidak menista agama sebesar 27,0 persen. "Meskipun mereka yang menganggap Ahok menista agama masih tinggi, yakni 52,3 persen, dan 20,7 persen lainnya menyatakan tidak tahu," ujarnya.

Isu lain yang dinilai menguntungkan pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua adalah, masih tingginya tingkat kepuasan kinerja sang pejawat. 73,0 persen pemilih Jakarta mengaku puas dengan kinerja Ahok-Djarot. Sementara, hanya 25,9 persen yang mengaku tidak puas dan 1,1 persen lainnya menyatakan tidak tahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement