REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian sudah melakukan empat kali olah TKP penyiraman air keras Novel Baswedan, namun belum juga menemukan titik terang siapa dalang insiden tersebut. Cairan H2SO4 disebut-sebut menjadi cairan yang digunakan pelaku untuk melukai penyidik senior KPK itu.
Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan mengatakan korban telah dibawa keluarga ke rumah sakit di Singapura. "Akan dilakukan perawatan intensif disana, sementara tim kami masih terus melakukan penyelidikan," kata dia saat ditemui, Kamis pagi (13/4).
Semua barang bukti, serta saksi-saksi sudah diperiksa, termasuk istri Novel. Kepolisian juga sudah menanyakan apakah ada pelanggan yang mencurigakan pada saat itu, namun ia menjawab tidak ada yang mencurigakan. Kepolisian menanyakan hal tersebut karena istri Novel merupakan seorang penjual busana gamis dan jilbab.
"Tetapi hal tersebut jangan disangkutpautkan. Kami sudah tanyakan pada tetangga, apakah benar ada orang yang duduk-duduk di depan rumah Novel dua pekan lalu. Kita akan kembangkan disana," ujar Iriawan.
CCTV rumah korban, menurut Iriawan, tidak begitu jelas. Memang terekam disana ada motor lewat dengan cepat, tapi kepolisian akan terus identifikasi. Sampai saat ini, belum diketahui pelaku dan dalangnya. Pengawalan sudah dilakukan kepada keluarga Novel.
"Nanti kalau sudah ada bukti jelas, baru kita sampaikan. Sudah empat kali olah TKP, jadi kami memastikan apakah ada orang disana yang shalat subuh dan gerak-geriknya mencurigakan. Bersama masyarakat setempat juga kami sudah bicarakan kapan bisa shalat berjamaah bareng, dan menghitung jumlah jamaah yang ikut shalat setiap subuh," kata dia.
Novel Baswedan, mengalami peneroran oleh dua pelaku yang mengendarai motor. Mereka menyiramkan air keras ke wajahnya. Saat itu, waktu masih gelap karena sehabis shalat subuh, Novel sempat mengejar namun terjatuh.