REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Teknologi smart microgrid yang dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dianggap sebagai hasil riset yang luar biasa. Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara bidang penelitian dan pengembangan (litbang) LIPI dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar lebih dikembangkan lagi.
"Hasil riset ini luar biasa. Hasil riset bisa jadi manfaat apabila digunakan stakeholder dan masyarakat," ujar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Alihudin Sitompul, Rabu (12/4). Menurutnya, perlu ada kerjasama yang lebih antara litbang LIPI dengan ESDM agar pengimplementasian teknologi ini tidak terlalu lama.
Ia mengambil contoh penerapan teknologi yang dikatakan oleh Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI Budi Prawara. Penerapan teknologi ini sudah dilakukan di Pondok Pesantren Baiturrahman, Ciparay, Jawa Barat.
"Hasil yang seperti di Baiturrahman itu perlu dikembangkan," kata Alihudin kepada para peserta Diskusi Publik Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Energi Baru Terbarukan Smart Microgrid di Ruang Rapat Gamma Pusat Penelitian Fisika LIPI, Jalan Kawasan Puspiptek No. 441-442, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Budi menjelaskan, smart microgrid ini memang menawarkan sistem kelistrikan skala kecil. Jangkauan layanannya pun diutamakan hanya untuk masyarakat sekitar. Teknologi ini sudah dikembangkan LIPI sejak 2015 lalu. "Kami menggabungkan beberapa pembangkit dari sumber energi terbarukan, yaktu mikrohidro, biomassa, dan surya yang dikembangkan dari riset sebelumnya," ujar Budi.
Ia juga menjelaskan, teknologi ini sudah diterapkan di Raja Ampat, Papua, dan Ciparay, Jawa Barat. Teknologi ini terdiri dari intellegent inverter yang dapat mengonversi sumber energi baru dan terbarukan untuk menyuplai beban listrik. "Kelebihan daya akan disimpan di dalam baterai dan akan digunakan pada saat beban puncak untuk mencegah pemadaman," papar dia.