Rabu 12 Apr 2017 18:20 WIB

'Aparat Lebay Jika Tangani Terorisme, Tapi dalam Korupsi Banyak Kompromi'

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bilal Ramadhan
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengalami penyerangan dengan air keras oleh dua orang yang tidak dikenal, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4) lalu. Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, mendesak agar aparat kepolisian segera mencari pelaku karena jika tidak, hal tersebut akan menjadi pukulan yang berat terhadap Polri.

“Kalau nggak dicari pelakunya, aktornya, ini akan jadi pukulan berat bagi Polri. Dikhawatirkan akan membuat huru-hara. Kalau orang tidak bisa lagi mencari keadilan dengan hukum, ya huru-hara itu,” ujar Pangi saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/4).

Pangi mengatakan, masyarakat sudah jemu terus-terusan dibodohi. Rakyat juga, lanjut dia, sudah tidak percaya pada ‘lagu lama’ kepolisian. “Ya iya, mereka (aparat) kacau, namun sangat lebay jika menangani terorisme, tapi dalam korupsi banyak kompromi,” ujarnya.

Pagi hari tadi, Rabu (12/4), Novel Baswedan telah dirujuk ke Singapura untuk menjalani pengobatan. Setelah sebelumnya Novel sempat dirawat dan menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Jakarta Eye Centre, Menteng, Jakarta Pusat.

Dia berharap aparat bisa menyelesaikan kasus ini sampai selesai. Supaya, kata dia, animo masyarakat serta kepercayaan masyarakat masih besar kepada aparat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement