REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyayangkan insiden penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan. Heryawan mengatakan tindakan tersebut adalah kriminal yang harus diusut tuntas.
"Itu kriminal. Tidak boleh terjadi seperti itu. Bayangkan seseorang yang bertugas sebagai penegak hukum kemudian tiba-tiba ada yang mendzalimi seperti itu, disiram air keras. Ya itu sebuah tindakan kriminal, tindakan brutal yang tidak bisa dibenarkan atas alasan apa pun," kata Aher kepada wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (11/4).
Dia menyebutkan saat ini para penegak hukum memang terancam. Hal tersebut merupakan risiko dari pekerjaan dan sikap mereka yang tidak bisa diintervensi oleh kepentingan segelintir pihak.
"Tidak hanya Novel Baswedan yang terancam bisa jadi orang-orang yang selama ini melakukan penegakan hukum dengan baik dikenal tidak bisa diintervensi apapun kan terancam juga. Banyak penegak hukum yang juga terancam," ujarnya.
Baca: Novel Baswedan Dianiaya, Jokowi: Ini Tindakan Brutal, Saya Mengutuk Keras!
Aher pun mendorong perlindungan khusus bagi para penegak hukum sehingga dapat mengantisipasi kejadian-kejadian membahayakan dari pihak tertentu yang merasa dirugikan dengan keberadaan penegak hukum.
Ia pun mengimbau orang-orang yang berkecimpung di dunia penegakan hukum meningkatkan kewaspadaan. Politikus PKS ini juga meminta kepolisian mengusut tuntas insiden yang menimpa Novel.
"Kita berharap pihak berwajib kepolisian akan mengejar siapa yang melakukan. Bisa pasti," ucapnya.
Sebelumnya, Penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal. Kejadian ini tejadi saat pulang dari shalat subuh berjamaah di masjid dekat kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.