Selasa 11 Apr 2017 00:01 WIB

Sandi: Politik Uang Mencederai Demokrasi

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ilham
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (tengah).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku diminta warga uang dan sembako saat kampanye di Jakarta Timur belum lama ini. Peristiwa itu terjadi setelah adanya video dugaan bagi-bagi uang yang viral atau tersebar luas ke masyarakat.

"Kemarin di Jakarta Timur untuk pertama kalinya setelah 18 bulan (blusukan), ada warga yang menagih kita, 'mana Pak minta dong yang Rp 50 ribu, mana sembakonya?'," kata Sandi menirukan ucapan warga tersebut, Senin (10/4).

Cawagub pasangan Anies Baswedan itu mengaku kaget mendengar permintaan dari warga tersebut. Ia harus memberi penjelasan kepada orang tersebut bahwa itu namanya politik uang dan dilarang. Sandi mengaku merasakan efek buruk dari video bagi-bagi uang yang viral beberapa waktu lalu itu.

"Warga Jakarta yang sudah kondusif selama 18 bulan terakhir tiba-tiba ada kegiatan yang merusak dan mencederai demokrasi ini," ujar dia.

Sandi mengatakan, efek politik uang itu menambah beban berat pasangan Anies-Sandi. Politik uang dinilainya merusak elektoral. Hantaman politik uang dan bagi-bagi sembako di akar rumput itu juga tak mendidik secara politik dan mencederai demokrasi.

"Saya ingatkan, yuk kita gunakan momen ini untuk bicara program persatuan, jangan menghalalkan segala cara untuk memenangi pilkada ini," ujar Sandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement