Senin 10 Apr 2017 16:31 WIB

Puluhan Orang Diduga Sopir Angkot Keroyok Pengemudi Angkutan Daring

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
Ratusan sopir angkot dan taksi di Kota Malang berunjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Senin (20/2). Para sopir menuntut pemberhentian angkutan berbasis online karena menurunkan pendapatan mereka.
Foto: Republika/Christiyaningsih
Ratusan sopir angkot dan taksi di Kota Malang berunjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Senin (20/2). Para sopir menuntut pemberhentian angkutan berbasis online karena menurunkan pendapatan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah pengemudi angkutan berbasis aplikasi online di Kota Malang dikeroyok oleh puluhan orang yang diduga sopir angkot pada Ahad (9/4) tengah malam. Pengeroyokan terjadi ketika para sopir sedang berkumpul di halaman Kantor Telkom Kayu Tangan.

Nurhadi, pengemudi yang menjadi korban pengeroyokan, mengisahkan kejadian terjadi sekitar pukul 24.00. "Ada sekitar 60 orang yang tiba-tiba datang, saya dipukuli dengan helm," ujarnya saat ditemui pada Senin (10/4) di Malang.

Kejadian berlangsung cepat dan gerombolan yang diduga sopir angkot tersebut meninggalkan lokasi beberapa menit kemudian. "Sebelum pengeroyok datang kita sempat melihat ada orang yang mengintai dari jembatan penyeberangan orang," ujarnya.

Kasus ini langsung dilaporkan ke Polres Malang Kota, Senin (10/4) dini hari. Sekretaris Forum Komunikasi Transportasi Online Malang Raya, Abik, mengatakan semalam beberapa orang perwakilan sopir angkot sudah mendatangi Polres Malang Kota. Mereka datang untuk memberikan keterangan. "Kata mereka pengeroyokan berawal dari adanya dua sopir angkot yang dikeroyok oleh sepuluh driver online, setelah ditelusuri ternyata hanya berita hoax karena para driver tidak merasa melakukan itu," ujarnya.

Ia berharap oknum-oknum yang melakukan penyerangan bisa diproses secara hukum. Hal ini karena dari 300-an pengemudi angkutan online roda 4 di Kota Malang, beberapa di antaranya mengalami pemerasan dan pengadangan oleh sopir angkot. Tindakan ini sudah mengarah pada premanisme.

Kasat Reskrim Polres Malang Kota AKP Heru Dwi Purnomo mengatakan kepolisian masih menyelidiki laporan kasus pengeroyokan. "Kita masih periksa dan mempelajari TKP termasuk akan mengecek ada tidaknya rekaman CCTV di lokasi kejadian," kata Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement