Ahad 09 Apr 2017 19:49 WIB

Polisi Sebut Pembunuhan Satu Keluarga di Medan Terencana

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Garis Polisi   (Ilustrasi)
Foto: Arief Priyono/Antara
Garis Polisi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Polisi masih menyelidiki pembunuhan terhadap lima orang yang merupakan satu keluarga di Jl Mangaan Gang Banteng, Mabar, Medan Deli, Medan, Ahad (9/4). Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, polisi menduga, kejadian itu merupakan pembunuhan berencana.

"Kalau kami melihat kasusnya, ini pembunuhan berencana. Dugaan sementara, dari TKP, ini pembunuhan berencana kemudian pelaku melarikan diri," kata Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel di lokasi, Ahad (9/4).

Rycko mengatakan, indikasi pembunuhan berencana itu dikuatkan oleh sejumlah barang berharga di rumah korban yang tidak diambil pelaku. Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa motif dari pembunuhan tersebut bukanlah perampokan.

"Mohon doanya agar kasus ini bisa terungkap," ujar dia.

Saat ini, Rycko mengatakan, penyidik masih melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Hal ini, lanjutnya, merupakan bagian yang penting untuk mengungkap kasus tersebut.

"Pertama, untuk memastikan waktu kejadian dan peristiwa itu. Kedua, untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa yang terjadi, bagaimana masuknya, bagaimana keluarnya, bagaimana pelaku menganiaya korban," kata Rycko.

Lima orang yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Jl Mangaan Gang Banteng, Mabar, Medan Deli, Medan, Ahad (9/4) pagi. Lima korban pembunuhan tersebut, yakni pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (40), kedua anak mereka, Naya (14) dan Gilang (8) serta mertua Riyanto, Sumarni (60).

Mereka ditemukan tewas dengan luka akibat senjata tajam. Sementara putri bungsu pasangan Riyanto dan Yani, Kinara (4), selamat dalam pembantaian tersebut. Saat ini, balita malang itu dalam kondisi kritis dan masih menjalani perawatan di RS Mitra Medika, Jl KL Yos Sudarso, Tanjung Mulia, Medan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement