REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komik terbaru yang diterbitkan Marvel, X-Men Gold edisi perdana menuai kontroversi publik setelah memuat simbol 212 dan QS 5:51 atau Quran Surah Almaidah ayat 51. Ilustrator asal Indonesia, Ardian Syaf yang menggambar segmen komik X-Men tersebut mengaku siap menanggung segala konsekuensi dari karyanya tersebut.
"Kalau untuk Marvel, saya siap dengan segala konsekuensi apapun dari mereka," ujarnya kepada Republika.co.id melalui akun Facebook, Ahad (9/4). (Baca: Marvel Sikapi Temuan Simbol 212 dan QS 5:51 di Komik X-Men)
Simbol tersebut terkait kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam komik itu, Ardian menggambar simbol QS 5:51 atau Almaidah ayat 51 dan simbol 212. Sebelumnya Ahok mengatakan lawan politiknya menggunakan ayat tersebut untuk mempengaruhi para pendukungnya. Karena pernyataan itu, Ahok dituntut untuk kasus penodaan agama dan menimbulkan protes. Aksi massa tersebut terjadi pada 2 Desember 2016 atau dikenal dengan aksi 212.
Kontroversi pun muncul dari tanggapan para pembaca di media sosial Twitter dan Facebook hingga portal komunitas Reddit. Atas kontroversi itu, Marvel menerbitkan pernyataan: "Karya seni yang disebut dalam X-Men Gold #1 dimasukkan tanpa keterangan tentang makna di baliknya seperti yang dilaporkan. Karya itu tidak mencerminkan pandangan penulis, editor, atau orang lain di Marvel dan bertentangan langsung dengan inklusivitas Marvel Comics. Karya seni ini akan dihapus dari cetakan berikutnya, versi digital, dan novel perdagangan, dan tindakan disipliner akan diambil." Namun, tindakan disipliner tersebut belum dijelaskan Marvel dan Ardian. (Baca juga: Kontroversi Simbol 212 dan QS 5:51 di Komik Marvel)
Meski demikian, Ardian menegaskan sikapnya mengenai anggapan penulisan simbol tersebut terkait SARA. "Yang jelas, sekali lagi, saya tidak anti-kristian ataupun Yahudi," ujarnya. (Baca juga: Ardian Syaf Ungkap Alasannya Gambar Simbol 212 di Komik X-Men)