REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Grup band rock asal Bandung The SIGIT menyuguhkan konser kolaborasi bertajuk "Soundsation" 2017 dengan band indie Pandai Besi di Easton Park, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jumat (7/4) malam.
Konser dibuka dengan penampilan solois Sky Sucahyo yang membawakan sejumlah lagu seperti "Doa Untuk Istriku".
Sky bercerita bahwa lagu tersebut menceritakan tentang orang-orang yang sudah meninggalkannya.
Setelah penampilan pembuka tersebut, Pandai Besi naik panggung dan langsung membawakan lagu "Hujan Jangan Marah" yang langsung disambut riuh oleh penonton.
Kolaborasi terjadi pada akhir waktu sebelum Pandai Besi turun panggung. The Sigit yang digawangi oleh Rekti Yoewono ikut naik ke atas panggung. Sorak penonton pun semakin riuh.
Kolaborasi antara dua band ternama ini terang menghasilkan atmosfer baru, terlebih keduanya memiliki aliran yang berbeda.
Kolaborasi ini menghasilkan suara yang lebih unik bernuansa psychedelic. Usai tampil Rekti bertanya kepada penonton soal kolaborasi tersebut. "Seruu!" ujar penonton.
Setelah Pandai Besi turun panggung, giliran The Sigit untuk tampil dan atraksi empat personil tersebut secara tidak langsung mengajak para penonton untuk berlonjak-lonjak. Nomor-nomor yang dibawakan juga ikut dinyanyikan oleh para penonton.
Soundsation 2017 ditutup dengan lagu pamungkas Black Amplifier dari The Sigit. Berasal dari dua domisili yang berbeda, Pandai Besi (Jakarta) dan The Sigit (Bandung) hanya latihan pada saat soundcheck.
"Saya teman kuliah dengan personel mereka jadi sudah kenal," ujar Monic vokalis Pandai Besi.
Konser yang menggunakan tagline "Ngomong Jangan Kosong" ini tidak hanya dihadiri oleh warga Jatinangor yang notabene mahasiswa, tapi juga dari daerah lainnya, seperti Nawan yang berasal dari daerah Dago, "Kalau bisa kolaborasi seperti ini ada lagi," kata Nawan.