Rabu 05 Apr 2017 21:39 WIB

Pemkab Pastikan Relokasi Warga Banaran Terdampak Longsor

Evakuasi korban bencana tanah longsor di Ponorogo
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Evakuasi korban bencana tanah longsor di Ponorogo

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memastikan seluruh warga Desa Banaran yang menjadi korban langsung ataupun terdampak bencana longsor akan segera direlokasi di lahan yang aman untuk tempat mukim.

"Kami sudah carikan lahan itu dan sekarang tim kaji cepat UGM sedang melakukan survei untuk memastikan kelaikannya sebagai kawasan hunian," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni di Ponorogo, Rabu (5/4).

Ada dua pendekatan relokasi yang dilakukan pemerintah daerah, yakni relokasi mandiri dan bantuan penuh pemerintah.

"Relokasi mandiri artinya warga memutuskan relokasi tempat tinggalnya di lahan sendiri karena mereka punya ladang. Ini di dukuh lain dan sudah pula disurvei tim UGM," katanya.

Sementara alternatif relokasi bantuan penuh pemerintah  daerah dilakukan dengan menyediakan lahan dan membangunkan rumah layak huni. "Bedanya jika relokasi kedua itu lahan dan bangunan disubsidi penuh pemerintah daerah bersama pemprov, untuk (relokasi) mandiri kami membantu biaya pembangunan hunian saja tanpa mengganti atau membelikan lahan," kata Ipong.

Ia memastikan rencana relokasi tersebut sudah dibicarakan dengan masing-masing perwakilan keluarga korban tanah longsor di Dusun Tangkil dan Krajan, Desa Banaran, Kecamatan Pulung yang jumlahnya mencapai 32 KK atau 134 jiwa.

Jumlah warga yang menginginkan relokasi mandiri ada 20 KK, sementara sisanya lahan disediakan daerah.

Penjelasan rencana relokasi itu sekaligus meralat tawaran pemerintah daerah sebelumnya kepada warga Desa Banaran yang berada di zona bahaya longsor untuk mengikuti program transmigrasi.

"Intinya warga setuju untuk relokasi. Hanya sebagian tidak mau hunian terkumpul dengan alasan masih memiliki lahan (ladang) untuk didirikan hunian tempat tinggal," kata Ipong. Sebagian kawasan mukim di Dusun Krajan, Desa Banaran yang berada persis di jalur longsor dengan demikian akan dikosongkan.

Demikian juga dengan rumah-rumah warga yang ada di ring satu atau zona bahaya yang ada di seputaran lereng Gunung Gede (nama bukit setempat), hingga radius dua kilometer dari titik nol bencana longsor di Desa Banaran.

Longsor yang terjadi di daerah ini pada Sabtu (1/4) pagi sekitar pukul 07.30 WIB total membentang sekitar empat meter.

Alur longsor memanjang mulai dari lereng Gunung Gede setinggi 150-an meter yang ambrol dan menerjang kawasan mukim di bawahnya lalu berbelok kiri mengikuti alur patahan bumi sehingga menerjang puluhan rumah penduduk di bawahnya lagi hingga radius 1,5 kilometer.

Akibat kejadian ini 28 warga Banaran yang sedang memanen jahe dan sebagian lain masih di dalam atau beraktivitas di sekitar rumah terkubur hidup-hidup dan sampai saat ini masih dilakukan upaya pencarian. Tiga korban, yakni Katemi (70), Iwan Danang Suwandi (27), dan Sunadi (47), ditemukan tim SAR gabungan pada Ahad (2/4) dan Senin (3/4).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement