Selasa 04 Apr 2017 21:47 WIB

M Natsir Contoh Politik dan Agama tak Bisa Terpisahkan

Rep: Ali Mansur/ Red: Ilham
Mohammad Natsir
Foto: blogspot.com
Mohammad Natsir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam acara diskusi publik “Menolak Lupa Peringati Mosi Integral Natsir 3 April 1950 Hadirkan NKRI” sejarawan Anhar Gonggong memaparkan mengenai Mosi Integral Natsir. Dia juga menolak apabila ada yang menganggap Mohammad Natsir adalah tokoh yang antipancasila.

Menurut Gonggong, bahkan Natsir saat dia bersama organisasinya, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) pada masa Orde Baru, menolak Asas Tunggal Pancasila dengan tegas. "Justru Natsir yang menerangkan Pancasila di parlemen Pakistan. Natsir juga menolak Pancasila dipaksakan menjadi ideologi setiap individu atau kelompok, bukan hanya ideologi negara," kata Gonggong di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/4).

Lanjut Gonggong, Mosi Integral tersebut, didasari dengan adanya perseteruan antara kelompok federalis dengan kelompok unitaris. Dalam perseteruan itu, pihak federalis menginginkan wilayah-wilayah Indonesia menjadi negara bagian di Indonesia. Sedangkan pihak unitaris menginginkan wilayah-wilayah Indonesia menjadi satu negara Indonesia. "Konflik ini terjadi di kalangan masyarakat dan juga parlemen," katanya.

Untuk menghadapi konflik tersebut, Natsir menyelesaikannya dengan mosi integralnya, kemudian dia berhasil. Gonggong menilai, Mosi Integral Natsir tersebut merupakan bukti tokoh Islam tidak hanya cinta pada tanah air. "Tidak hanya itu, tapi juga cinta pada kemanusiaan dan keutuhan bangsa. Natsir contoh politik dan agama tidak bisa dipisahkan," kata Gonggong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement