Selasa 04 Apr 2017 19:17 WIB

Wapres Anggap Kisruh DPD Memalukan Negara di Mata Internasional

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad (tengah) dan GKR Hemas (keempat kiri) dikelilingi oleh anggota DPD sebelum dimulainya Sidang Paripurna DPD, Senin (3/4). Rapat Paripurna tersebut diwarnai keributan yang dipicu keputusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan Tata Tertib DPD.
Foto: Antara
Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad (tengah) dan GKR Hemas (keempat kiri) dikelilingi oleh anggota DPD sebelum dimulainya Sidang Paripurna DPD, Senin (3/4). Rapat Paripurna tersebut diwarnai keributan yang dipicu keputusan Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan Tata Tertib DPD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyesalkan atas kekacauan yang terjadi dalam proses pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Senin (3/4) lalu. Sebab, bukan kali ini saja DPD disorot terkait persoalan yang sama.

"Dan terus terang memalukan kita, baik dalam negeri khususnya luar negeri," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4).

Jusuf Kalla mengaku mendapatkan pertanyaan dari sejumlah kalangan terkait sistem demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia. Apalagi, selama ini banyak negara memuji keberhasilan Indonesia dalam menjalankan sistem demokrasi tersebut.

Namun, menurut Jusuf Kalla, kejadian yang ditunjukkan oleh DPD justru memberikan pandangan sebaliknya dari dunia internasional terhadap Indonesia. “Tentu kita malu melihat itu. Jadi saya harap bahwa hal ini dapat diselesaikan sendiri-sendiri,” kata Jusuf Kalla.

Sebelumnya, kekisruhan di internal DPD terjadi pada rapat paripurna DPD, Senin (3/4) lalu. Rapat yang berlangsung sekitar 12 jam itu diwarnai sejumlah kericuhan yang bahkan sudah dimulai sebelum rapat paripurna dibuka.

Dalam kejadian tersebut sempat ada peristiwa saling dorong saat salah seorang anggota DPD mengambil alih podium. Hal itu bahkan berujung pada dilaporkannya dua anggota DPD ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pengeroyokan.

Baca juga, Sidang Ahok Kali Ini Dianggap Krusial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement