Selasa 04 Apr 2017 08:50 WIB

DPD RI Diminta Minta Maaf pada Bangsa Indonesia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Sidang Paripurna DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (3/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sidang Paripurna DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi memalukan terjadi di dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia pada Senin (3/4), kemarin. Sejumlah anggota terlibat bentrok hingga hampir beradu fisik. Kegaduhan pun tidak dapat dihindari.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilainya sebagai cerita yang mengenaskan. "Atas hal ini, sebagai warga negara, DPD harus meminta maaf terhadap seluruh warga negara Indonesia," kata dia, Selasa (4/4).

Ray menilai, kegaduhan mereka sama sekali tidak berhubungan dengan kepentingan rakyat Indonesia. Tidak ada sesuatu yang sangat mendesak bagi kepentingan warga negara atas gaduh politik yang mereka pertontonkan.

"Alih-alih kepentingan rakyat, soal masa bakti semata hanya urusan politik anggota DPD saja," katanya. Kegaduhan itu juga dinilai membuat malu Indonesia.

Saat banyak negara lain di seluruh dunia memuji perkembangan demokrasi Indonesia, tambah Ray, kegaduhan yang sangat tidak subtansial itu jelas akan memberi noda hitam di atas sukses demokrasi Indonesia tersebut.

Menurut dia, jalan demokrasi yang ditempuh seharusnya mencegah kegaduhan yang tak berujung. Kericuhan tersebut juga dinilai melemahkan cita-cita dan perjuangan penguatan fungsi kelembagaan DPD.

Ray menegaskan, sudah sewajarnya anggota DPD meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Dengan segera menghentikan kegaduhan yang tak subtantif dan berkenaan dengan kepentingan rakyat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement