REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, kewalahan dalam mengatasi permasalahan tawuran yang melibatkan para pelajar di wilayah ini. Karenanya, kabupaten ini kembali mengeluarkan kebijakan yang kontroversial untuk meminimalisasi kasus tawuran antar pelajar tersebut.
Kebijakannya yaitu, setiap pelajar yang sering terlibat tawuran wajib mengikuti kelas petinju Chris John. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara supaya tawuran ini bisa teratasi.
Akan tetapi, kasus tersebut selalu saja muncul. Karena itu, langkah selanjutnya untuk memutus mata rantai kasus tawuran, pelajar yang kerak terlibat dalam aksi kenakalan ini, wajib mengikuti kelas tinju.
"Ledakan emosi mereka harus diarahkan ke hal positif. Bila berbakat, maka mereka bisa jadi atlet tinju," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (3/4).
Menurut Dedi, kelas tinju ini merupakan sasana yang diprioritaskan untuk pelajar yang gemar tawuran. Bahkan, bila siswa ini tertangkap tangan sedang tawuran, pihaknya akan langsung membawanya ke atas ring. Mereka akan ditandingkan di depan Chris John dan orang tuanya.
Dedi menilai, biasanya pelajar yang terlibat tawuran ini tak memiliki keahlian bela diri apapun. Mereka, hanya terbakar emosi saja. Lalu, dengan spontanitas melakukan perkelahian dan tawuran dengan menggunakan berbagai macam senjata.
Bahkan, untuk mengurusi permasalahan tawuran ini, pemkab harus mengeluarkan uang yang tak sedikit. Terakhir kali, uang yang melayang gara-gara tawuran mencapai Rp 175 juta. Uang tersebut, untuk membiayai korban penusukan akibat tawuran.
"Seharusnya, biaya itu ditanggung pelaku penusukan. Namun, karena tak mampu jadi mereka minta bantuan ke pemkab," ujarnya.
Sementara itu, Juara kelas bulu WBA Chris John, menyambut baik rencana Dedi Mulyadi tersebut. Mengingat, anak-anak memang harus diajarkan sportivitas dan mengelola emosinya. Bahkan, seharusnya ajaran ini dilakukan sejak dini. Supaya, saat mereka ke SMP atau SMA, emosi mereka sudah terkontrol.
"Usulan ini sangat bagus. Apalagi, jika ada yang tertangkap tangan sedang tawuran, mereka akan bertanding di hadapan saya. Yang bagus, akan saya bawa jadi atlet," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan Pemkab Purwakarta untuk mendirikan sasana tinju di wilayah ini. Pasalnya, tinju Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi. Terbukti, ada 10 atlet Indonesia dengan capaian juara dunia.
Sepuluh juara dunia tinju ini, di antaranya Ellyas Pical, Nico Thomas, Suwito Lagola, Ajib Albarado, M Rahman, dan Chris John. M Rahman, dan Chris John. Bahkan, saat ini Indonesia memiliki petinju kelas dunia lainnya, yaitu Daud Yordan.