Jumat 31 Mar 2017 09:04 WIB

Dukungan di Pilkada Jakarta Ikut Polarisasi Koalisi Parpol Tingkat Nasional

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Pilkada DKI Jakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pilkada DKI Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia, Arif Susanto menilai dukungan partai politik di putaran dua Pilgub DKI Jakarta 2017 cenderung mengikuti polarisasi koalisi di tingkat nasional. Maka, tak mengejutkan jika PPP kubu Romahurmuziy memilih mendukung Ahok-Djarot di putaran dua ini.

"Dengan dua pasangan tersisa, polarisasi dukungan partai politik terhadap paslon cenderung mengikuti polarisasi koalisi Parpol pada tingkat nasional," kata Arif saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (31/3).

Arif melanjutkan, partai-partai tersebut menerapkan polarisasi koalisi tingkat nasional ke dukungan di Pigub DKI bukan tanpa alasan. Yakni, bagi partai-partai pendukung pemerintah, pengambilan sikap tersebut dapat memperkuat posisi mereka di jajaran kabinet.

"Bagi partai-partai pendukung pemerintah, hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi mereka dalam kabinet. Bagi partai-partai di luar kabinet, hal serupa diharapkan dapat meningkatkan posisi tawar politik mereka di ibukota negara," jelasnya.

Sebelumnya, informasi condongnya dukungan PPP untuk mendukung pasangan Ahok-Djarot di putaran dua Pilgub DKI 2017 terus berhembus. Meski pada kenyataannya, partai yang di putaran pertama mendukung Agus-Sylvi itu belum menentukan dukungan resmi hingga kini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement