REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang sebagai kota penyangga menuju ke destinasi wisata di Kota Batu atau Kabupaten Malang, hanya disinggahi sangat singkat oleh para pelancong. Menurut Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Agung Buana, para wisatawan rata-rata hanya tinggal selama 1,1 hari di Kota Malang.
Singkatnya para wisatawan berada di kota ini menjadi perhatian bagi Pemkot Malang. Menurut Agung, Disbudpar tengah berupaya mengulur lama tinggal wisatawan menjadi setidaknya dua hari. "Semakin lama mereka berada di Kota Malang semakin besar perputaran uang yang menggerakkan ekonomi masyarakat lokal," jelas Agung pada Selasa (28/3).
Setiap hari rata-rata 30 sampai 50 orang WNA masuk ke Kota Malang. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan destinasi utama para pelancong asing tersebut. Berdasarkan data tahun lalu sekitar 800 ribu WNA menginjakkan kaki di Kota Malang untuk menuju TNBTS.
Salah satu upaya agar wisatawan tinggal lebih lama di Kota Malang adalah dengan menyediakan akses informasi yang mudah. Menurut Agung, 85 persen wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang masuk ke Kota Malang melek internet.
"Mulai April besok akan ada aplikasi Malang Menyapa yang bisa diunduh di ponsel android," kata Agung. Melalui aplikasi Malang Menyapa, wisatawan dapat memperoleh informasi seputar pariwisata Kota Malang.
Mulai dari informasi hotel sampai pusat oleh-oleh bisa didapatkan di Malang Menyapa. Ia menyebut aplikasi tersebut merupakan integrated promotion system karena mewadahi seluruh pelaku usaha di Kota Malang yang bergerak di bidang pariwisata.