REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Papua mengakui banyak guru yang "menumpuk" di daerah perkotaan atau enggan mengajar di daerah pedalaman karena berbagai faktor penyebab.
"Guru-guru 'menumpuk' di kota karena berbagai faktor, seperti dukungan kesejahteraan serta keamanan, minimnya sarana dan prasarana sekolah termasuk tidak tersedianya perumahan, hingga belum lagi guru yang dalam waktu dekat akan memasuki masa pensiun," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Elias Wonda, di Jayapura, Sabtu (25/3).
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan dukungan pemerintah pusat untuk meningkatkan penyebaran guru di seluruh wilayah Papua, melalui penambahan tenaga pendidik mengingat hingga kini masih jauh dari jumlah ideal khususnya di tingkat pendidikan dasar.
Menurut Elias, untuk pendidikan vokasi dengan melihat ketersediaan tenaga, khususnya guru produktif, maka harus ada upaya khusus melalui program akselerasi.
"Hal ini seperti program pengadaan guru produktif, misalnya saja untuk memenuhi kebutuhan guru di Papua sebanyak 900 orang, sementara tenaga yang ada di sekolah kini hanya 50 persen atau 450 orang," ujarnya.
Dia menjelaskan proses perekrutan kepala sekolah juga jadi perhatian sehingga pihaknya akan merekrut kepala sekolah melalui "talent scouting" atau program pemandu bakat dan minat.
"Selain itu, untuk menjamin terlaksananya delapan standar pendidikan nasional di sekolah, juga perlu ada supervisi dan monitoring secara berkala yang dilakukan oleh pengawas," katanya lagi.
Dia menambahkan harus menjadi bagian integral peningkatan mutu profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan khususnya di Provinsi Papua.