Sabtu 25 Mar 2017 13:23 WIB

PERSI Dukung Hiburan Musik Tradisional di Rumah Sakit

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rumah Sakit (Ilustrasi)
Foto: mtanz.org.nz
Rumah Sakit (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) DIY mendukung tentang gagasan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono tentang adanya hiburan berupa musik tradisional  di rumah sakit.

‘’Bagus banget itu sebagai Ketua PERSI DIY kami mendukung dan kami sudah berpikir ke arah sana, yakni  bagaimana nuansa kenyamanan dirasakan di rumah sakit,’’ kata Ketua PERSI DIY   Mochammad Syafak Hanung yang juga Dirut RSUP Dr Sardjito pada Republika.co.id.

Jadi, ia menambahkan ,  tidak hanya pelayanan yang  cepat, tapi bagaimana pasien atau keluarga pasien sambil menunggu giliran diperiksa bisa mendengarkan musik Jawa. Mudah-mudahan tahun ini hal tersebut bisa terealisasi di RSUP Dr Sardjito. ‘’Tentu rumah sakit yang ada hiburannya tersebut  tidak semuanya, tergantung dari lokasi masing-masing,’’kata Syafak yang juga Dirut RSUP Dr Sardjito ini.

Sebelumnya  Kepala Dinas Kebudayaan DIY  Umar Priyono mengatakan akan mengembangkan model hiburan di rumah sakit di DIY. Model hiburan di rumah sakit tersebut  sudah jalan di RSUD Kota Yogyakarta atas inisiatif dan biaya RSUD Kota Yogyakarta.

‘’Saya sempat menanyakan kepada pasien bagaimana dengan keberadaan hiburan siteran di RSUD Kota Yogyakarta.  Pasien ternyata senang, karena  sambil menunggu antrian bisa mendengarkan hiburan,’’ ’kata Umar baru-baru ini.

Mereka  menghibur pasien dan pengunjung RSUD Kota Yogyakarta,  kecuali Ahad. Hal itu bisa menjadi terapi. ‘’Saya merencanakan di tahun 2018 akan menawarkan program hiburan tradisional ini ke rumah sakit. Kalau di rumah sakit belum punya anggaran, akan kami biayai dari Danais,’’ ujarnya.

Siteran yang di RSUD Kota Yogyakarta tersebut dilakukan oleh dua orang yakni satu orang siter dan satu orang sinden. Keduanya merupakan Alumni Akademi Komunitas Yogyakarta yang dua tahun yang lalu menjadi pendamping desa budaya. 

Kini kedua alumni Akademi Komunitas tersebut sudah mandiri dan dikontrak oleh RSUD Yogyakarta selama setahun. Mereka mendapat penghasilan dari RSUD Kota Yogyakarta (red. RS. Wirosaban).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement