Kamis 23 Mar 2017 19:11 WIB

Ini Penyebab Runtuhnya Jembatan Sungai Klawing

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Jembatan Ambruk (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Jembatan Ambruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Ambruknya sayap jembatan Sungai Klawing di Desa Majapura, Kecamatan Bobotsari, bukan hanya disebabkan banjir. Namun juga disebabkan adanya pergeseran aliran sungai, sehingga arus air langsung menghantam bagian sayap atau oprit jembatan.

Bupati menyatakan hal itu saat meninjau kegiatan perbaikan oprit yang ambruk, Kamis (23/3). ''Di lihat dari atas jembatan, terlihat sekali aliran sungai Klawing sudah bergeser. Bagian sisi Timur kini menjadi sawah, sementara sisi Barat yang semula sawah menjadi aliran sungai baru,'' jelasnya.

Untuk itu, Bupati menyatakan pihaknya akan mengupayakan agar aliran arus sungai bisa kembali seperti semula. ''Jika pergeseran ini dibiarkan,  maka bisa dimungkinkan akan merusak tiang pancang jembatan. Pekan lalu saja, ketika aliran air bergeser ke Barat, sudah membuat longsor oprit jembatan,'' katanya.

Untuk itu, Bupati meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) mengerahkan sejumlah alat berat dan mengerahkan puluhan pekerja. Mereka tidak hanya bekerja membuat bronjong, tapi juga untuk mengambalikan aliran sungai agar bisa seperti semula.

Sementara untuk kegiatan perbaikan jembatan, saat ini sedang dilakukan pembuatan bronjong yang kemudian diisi dengan bebatuan. yang diambil dengan alat berat tersebut. ''Kami memperkirakan sebelum lebaran tahun ini, jalur jembatan Klawing sudah bisa dilalui normal, namun dari pihak DPUPR bahkan menjanjikan dalam waktu dua minggu bisa selesai,'' kata Tasdi.

Bupati juga menyatakan, untuk masalah jembatan yang ambruk tersebut, Pemkab tidak akan membuat jembatan darurat sebagai akses sementara. ''Pemkab akan langsung menangani  dengan yang perbaikan permanen. Lagipula, kegiatan perbaikan saya kira tidak akan berlangsung lama,'' jelasnya.

Dia juga menyatakan, penanganan ambrolnya oprit jembatan Sungai Klawing akan dilakukan dengan memanfaatkan alokasi anggaran rutin. Tasdi memastikan anggaran yang ada masih  mampu untuk mengatasi penanganan bencana tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement