REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menyesalkan kericuhan ojek online dan transportasi konvesional di Bogor. Tito juga mengaku sudah menegur keras anggotanya yang tidak melakukan deteksi dini aksi tersebut.
"Nah Peristiwa di Bogor saya sesalkan, saya sudah tegur keras aparat yang ada di Bogor," kata Tito di Wisma Bhayangkari, Jakarta Selatan, Kamis (23/3).
Teguran itu, kata dia, karena dianggap anggotanya tidak melakukan upaya proaktif. Padahal, lanjut Tito, baru saja dua hari yang lalu, Selasa (21/3), dirinya melakukan video conference kepada jajaran kepolisian di enam Polda di Indonesia.
Sehingga, dia menganggap anggotanya tidak mengindahkan perintah itu. Padahal, arahannya sangat jelas dalam membahas polemik antara transportasi online dan konvensional di kota-kota besar. "Saya anggap (Kepolisian Bogor) tidak proaktif. Padahal baru saja saya memberikan video conference dan arahan," ujarnya.
Mantan kapolda Metro Jaya ini mengingatkan agar jangan sampai kericuhan tersebut terjadi lagi. Salah satu upayanya, kata dia, yakni dengan melakukan deteksi dini pada daerah-daerah yang terdapat transportasi online.
"Saya minta agar semua wilayah dan polda yang ada permasalahan taksi online vs konvensional mulai dr Jabodetabek-Jakarta, Jawa Barat Bandung-Bogor, Jawa Tengah Solo-Semarang, Surabaya, Bali dan Sulawesi Selatan atau mungkin tempat lain ada. Saya minta segera proaktif," katanya.