REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tawuran antar pelajar masih kerap terjadi di Bekasi. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Kota Bekasi pun menyarankan Pemda Bekasi untuk membuat jalur aman bagi siswa.
Muhammad Syahroni, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bekasi menyayangkan maraknya aksi tawuran antar pelajar di Bekasi. Tawuran ini juga kerap kali memakan korban, salah satunya Oliver Vito, siswa SMPN 41 Bekasi.
“Kami menyesalkan kejadian tawuran yang berujung pada tewasnya korban. Maraknya tawuran dan kekerasan ini adalah tanggung jawab masyarakat dan Pemerintah Kota Bekasi,” kata Roni saat kunjungannya di SMPN 41 Bekasi, Selasa (21/3).
Menurutnya, pelaku kekerasan dapat dijerat UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Perlindungan Anak. “Kebijakan ada di hakim untuk memutuskan, bagaimana pun pelaku masih di bawah umur. Mereka pun adalah korban dari sistem yang ada, keluarga yang tidak memperhatikan,” ujar Roni. Menurutnya, anak adalah tanggung jawab bersama.
“Di rumah, anak adalah tanggung jawab orang tua. Di sekolah tanggung jawab pihak sekolah, dan di lingkungan adalah tanggung jawab masyarakat bersama,” ujarnya.
Roni menyarankan pemerintah daerah untuk membuat jalur aman bagi siswa, dari dan ke sekolah. Jalur aman ini adalah jalur yang diawasi oleh petugas dan aparatur pemerintah, seperti misalnya Satpol PP. Rute tersebut harus diawasi oleh pemerintah, dengan tujuan untuk mempermudah pemantauan siswa di Bekasi.
Menurutnya, guru tidak bisa memantau semua muridnya ketika pulang sekolah hingga ke rumahnya masing-masing. “Misalnya 50 guru tidak dapat memantau seluruh 500 siswanya dari keluar gerbang sekolah hingga sampai di rumah. Maka dari itu masyarakat harus ikut mencegah terjadinya tawuran ini,” ujar Roni.
Roni mengatakan, erosi kemanusiaan terjadi di Kota Bekasi. Karena itu, masyarakat harus ikut peduli terhadap orang di sekitarnya. “Masyarakat sekarang sedang sakit. Masyarakat cenderung lebih peduli dengan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan orang lain dan anak-anak,” ujarnya menambahkan.
Pada Sabtu (11/3), terjadi tawuran antardua kelompok pelajar di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi. Tawuran antar kelompok pelajar ini menewaskan satu siswa SMPN 41 Bekasi, Oliver Vito. Oliver Vito tewas karena terkena celurit di bagian dada.
“Benar, korban Oliver Vito adalah anak SMPN 41 Bekasi. Tapi pelaku tawuran bukanlah siswa kami. Siswa kami kebetulan ada di lokasi dan menjadi korban,” kata Wakil Kepala Sekolah SMPN 41 Bekasi, Jajang.