Selasa 21 Mar 2017 08:22 WIB

Pansus RUU Pemilu Klaim tak Berwisata Saat Bertandang ke Jerman

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Politikus Partai Nasdem Johnny G Plate
Politikus Partai Nasdem Johnny G Plate

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Pansus Rancangan Undang-Undang Pemilu, Johnny Plate, menegaskan pihaknya tidak sedikit pun jalan-jalan ke mal atau ke tempat wisata lain saat melakukan kunjungan kerja (kunker) dan studi banding ke Jerman dan Meksiko. Bahkan dia mengatakan anggota Pansus RUU Pemilu sangat sibuk mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak di Jerman. Sehingga pihaknya tidak memiliki waktu untuk jalan-jalan.

Politikus Partai Nasdem itu, mengklaim waktu kunker sangat singkat. Dia menjelaskann waktu yang efektif hanya tiga hari. Itu pun karena dua hari sisanya digunakan untuk perjalanan dalam pesawat. “Pergi-pulangnya dua hari, tiga harinya rapat maraton dengan MK Jerman, Kementerian Dalam Negeri Jerman, General Election Committee (KPU Jerman). Rapat maraton, tidak ada pelesir-pelesir itu,” tegasnya, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senin (20/3).

Johnny mengatakan, gedung-gedung pemerintahan di Jerman terpencar-pencar dan berjauhan antara gedung satu denga lainnya. Sebagai contoh Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jerman saling berjauhan. Tidak hanya itu, dari tempat menginap di Berlin menuju Gedung MK pun butuh waktu perjalanan selama 5,5 jam. Akibatnya perjalanan pulang pergi mencapai 11 jam. "Praktis tidak ada yang namanya jalan-jalan ke mall dan destinasi wisata. Sama sekali tidak ada. Bahkan, sarapan saja di bus dan makan malam di kereta,” tambah Johnny.

Menurut Johnny, saat ini Jerman rupanya sudah tak lagi menerapkan pemungungutan suara eletronik atau e-voting. Pasalnya ada kekhawatiran, yaitu apabila muncul komplain atas hasil pemilu maka tidak bisa dibuktikan secara data. Disamping itu data dari e-voting juga rawan diretas. "Mereka (Jerman) mengatakan Tidak ada data pendukungnya, rawan untuk diterobos, rawan kena hack," ucap Johnny. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement